Pekanbaru,Gatra.com - Seiring melonjaknya harga pupuk, penjual pupuk di Pekanbaru turut mutar otak agar dagangan cepat laku terjual. Penjual pupuk, Edy, kepada Gatra.com menuturkan saat ini dirinya memilih untuk memperbanyak jualan tanah campur pupuk, ketimbang jualan pupuk semata, khususnya pupuk kimia.
"Awalnya fokus untuk urban farming dengan konsep hidroponik (minim tanah) , yang nutrisinya (pupuk kimia) larut dalam air. Tapi sekarang banyakin jualan tanah dengan bauran pupuk," ujar pemilik Gardening Center Hijau Daun ini, di Kota Pekanbaru,Selasa (7/6).
Dikatakan Edy, melalui jualan pupuk campur tanah dirinya tetap bisa menggerakkan isi dapur. Ia melego barang jualan itu seukuran 20 kilogram seharga Rp15 ribu, dan tanah biasa Rp10 ribu per 10 kilogram. Dalam sehari kios kecilnya melego rata-rata 20 karung tanah campur pupuk.
"Kalau untuk pupuk kimia, katakan lah jenis NPK atau Urea, sudah lah mahal stoknya juga kosong. Dua tahun lalu pasokan masih lancar, sekarang rada susah," ujar mantan karyawan di salah satu perusahaan sawit di Kalimantan tersebut.
Oleh sebab itu, tekan Edy, alih-alih langsung menjual begitu saja pupuk kimia, ia membaurkanya dengan tanah dan campuran bahan kompos lainya, sehingga menghasilkan pupuk majemuk.
Selain harga pupuk yang meningkat, penjual pupuk skala kecil seperti Edy, juga dipengaruhi naik turunya minat bertani masyarakat kota. Jelas Edy, jika beberapa tahun lalu pertanian hidroponik menjadi trend masyarakat urban, konsep pertanian tersebut tampak sudah pada titik jenuh.
"Dampaknya pembeli nutrisi hidroponik menjadi berkurang. Kini lebih banyak ibuk-ibuk menghiasi rumahnya dengan pot yang ditanami bunga hias, dan taunya pupuk itu sebatas kotoran hewan seperti sapi, ayam dan kambing. Agar nilai jualnya terangkat, makanya dicampur dengan pupuk yang lain,"tukasnya.
Sebagai gambaran harga pupuk NPK kemasan 50 kilogram saat ini menembus angka Rp900 ribu. Pupuk ini menjadi andalan bagi perkebunan, termasuk tanaman di sekitar rumah.