Karanganyar, Gatra.com - Dinas Pertanian Perikanan dan Peternakan (Dispertan PP) menyatakan seluruh sapi terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK) telah sembuh. Meski demikian, bukan berarti sudah bebas wabah.
"Hasil lab dari Balai Veteriner di Wates memang menunjukkan sembilan sapi Karanganyar positif PMK. Tapi dengan pemeliharaan yang kita terapkan, akhirnya semua sembuh," kata Kabid Keswan Dispertan PP Karanganyar, Heri Sulistyo kepada Gatra.com, Senin (6/6).
Sejauh ini belum ada laporan sapi sakit selain sembilan ekor itu. Heri mengatakan, penularan dari hewan sakit tersebut sudah diantisipasi dengan mengarantinanya. Kemudian menyemprot disinfektan ke semua kandang.
Cara tersebut terbukti efektif menekan laju penularan. Jika dibanding kabupaten/kota tetangga, jumlah tertular PMK di Karanganyar terhitung lebih sedikit.
Ia mengimbau seluruh peternak maupun pedagang hewan tetap mengandangkan sapi. Sangat dilarang menjualnya ke luar kota. Apalagi mendatangkan sapi bertina dari luar daerah.
Sementara itu di Sragen, jumlah sapi terpapar PMK mencapai 216 ekor hingga Minggu (5/6) malam. Dari jumlah itu, 26 ekor mati di kandang.
Kepala Disnakkan Sragen, Rina Wijaya mengatakan enam pasar hewan ditutup ada di Nglangon Sragen Kota, Sumberlawang, Sukodono, Mondokan dan Sambirejo.
Penutupan dilakukan sampai 2 pekan ke depan atau tanggal 14 Juni 2022. Semua ternak yang positif sudah ditangani dan dikarantina agar tidak makin menularkan ke sapi lain yang masih sehat.
Sampai petang ini total kasus PMK di Sragen menyerang 261 ekor sapi. "Dalam sehari tadi ada 45 kasus baru dan 59 sembuh. Kemudian sapi yang mati akibat PMK mencapai 26 ekor. Dari 26 ekor yang mati, 21 ekor dipotong dan 5 mati,” paparnya.