Home Nasional Tiket Naik Borobudur Bakal Rp750 Ribu, Pakar UMY: Pemerintah Terlalu Ekstrem Keterlaluannya

Tiket Naik Borobudur Bakal Rp750 Ribu, Pakar UMY: Pemerintah Terlalu Ekstrem Keterlaluannya

Yogyakarta, Gatra.com - Meski masih wacana, kenaikan harga tiket untuk naik ke Candi Borobudur yang diumumkan pemerintah dinilai mengabaikan psikologi masyarakat.

Padangan tentang psikologi masyarakat ini diutarakan pengajar Ilmu Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Tulus Warsito.

”Naiknya harga tiket yang fantastis dan membuat geger masyarakat ini kaitannya dengan etika politis kebijakan. Memang menjadi sangat problematis, karena tiba-tiba bisa naik drastis hingga Rp750 ribu. Hal ini seolah-olah pemerintah atau siapapun yang memutuskan itu mengabaikan kondisi masyarakat. Walaupun hingga saat ini masih sebagai wacana,” papar Tulus dalam rilis yang disiarkan Senin (6/6).

Tulus melihat jika ingin tidak ada gejolak dari masyarakat, pemerintah harus memperhatikan kondisi masyarakat. Jika tidak, hal tersebut menyepelekan psikologi masyarakat.

”Kebijakan tersebut terlalu ekstrem keterlaluannya. Semisal tarif normal dipertahankan, tapi tidak diperkenankan naik ke candi, bisa jadi alternatif kebijakan juga. Karena yang jadi pertimbangan, penjagaan cagar budaya atau memberikan tahapan tarif yang masuk akal,” tambahnya.

Menurutnya, pemerintah tidak 100 persen berkuasa secara politik terhadap Borobudur karena pemeliharaan candi itu juga berkaitan dengan UNESCO PBB.

”Kalau kita berbuat objektif menuju kebermanfaatan seharusnya didiskusikan bersama bagaimana baiknya melalui diskusi kebudayaan,” ucapnya.

Guru Besar Fakultas Ilmu Sejarah (FIS) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Saefur Rochmat meminta ada kebijakan khusus terkait harga tiket masuk Candi Borobudur kepada kalangan pelajar. Hal ini sebagai upaya menjadikan Borobudur tempat ziarah akademik.

Saefur melihat penaikan tarif untuk naik Candi Borobudur hingga Rp750 ribu sebenarnya tepat sebagai upaya melindungi warisan bangsa dan keajaiban dunia itu.

"Sebagai warisan nenek moyang yang menjadi kebanggaan bangsa, Borobudur juga memiliki nila-nilai historis yang layak menjadi modul pembelajaran bagi generasi penerus," jelasnya saat dihubungi.

Dengan menjadi media pembelajaran, Borobudur akan memiliki arti penting yang menggambarkan nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki peradaban yang maju sebelum penjajahan.

"Nah, saat anak didik dari semua tingkatan bahkan mahasiswa ingin mempelajari makna sejarah di Borobudur, maka harga tiket itu terlalu mahal. Seharusnya ada kebijakan khusus, semisal dispensasi harga tiket masuk," papar Saefur.

193