Batang, Gatra.com- Penyakit mulut dan kuku (PMK) masih merebak di sejumlah daerah, termasuk di Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Namun, tiga pasar hewan di daerah yang berada di pantura barat ini kembali dibuka setelah sempat ditutup.
Tiga pasar hewan yang kembali dibuka tersebut adalah Pasar Hewan Batang (Sambong), Pasar Hewan Bandar dan Pasar Hewan Limpung. Ketiga pasar ini mulai dibuka Sabtu (4/6).
“Hari ini kita membuka kembali tiga pasar hewan di Kabupaten Batang untuk beroperasi,” kata Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kabupaten Batang Subiyanto saat ditemui di Pasar Hewan Limpung, Sabtu (4/6).
Menurut Subiyanto, kembali beroperasinya ketiga pasar hewan tersebut sudah mendapat persetujuan dari Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan.
“Kami juga menyiapkan tim kesehatan hewan setiap pasar. Sehingga jika ada hewan yang akan masuk ke pasar hewan kelihatan sakit atau tidak sehat langsung kita suruh pulang mencegah penyebaran PMK," kata dia.
Sebelumnya, Disperindagkop dan UKM Batang mengambil langkah penutupan tiga pasar hewan setelah adanya peningkatan kasus PMK di Kabupaten Batang. Penutupan sementara dilakukan pada 21 Mei hingga 3 Juni. “Bahwa kasus PMK di Batang terjadi lantaran adanya penularan dari sapi yang berasal dari luar daerah,” ungkapnya.
Salah satu pedagang di Pasar Hewan Limpung, Narto mengaku baru pertama kali berjualan kembali setelah 14 hari pasar ditutup karena merebaknya kasus PMK. Menurut dia, dampak dari adanya PMK, harga kambing turun.
"Hari ini saya menjual satu ekor kambing umur satu tahun dengan harga Rp1,8 juta. Biasanya bisa dijual dengan harga Rp2,2 juta," tuturnya.
Kendati harga hewan ternak yang dijualnya merosot, Narto mengaku tetap bersyukur pasar hewan sudah kembali dibuka. "Kemarin-kemarin waktu ditutup saya kesulitan mencari pemasukan untuk kebutuhan sehari-hari,” ujarnya.
Sementara itu, berdasarkan data Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan, di Kabupaten Batang terdapat 154 ekor sapi terindikasi PMK dan delapan ekor di antaranya positif PMK. Pemeriksaan terhadap sampel sapi yang suspek PMK juga masih dilakukan di laboratorium Balai Besar Veteriner Wates, Yogyakarta.