Yogyakarta, Gatra.com - Warga lanjut usia (lansia) kerap menjadi sasaran berita dusta alias hoaks dan penipuan di dunia digital. Untuk itu, lansia mejadi sasaran literasi digital.
Hal itu mengemuka dalam Peringatan Hari Lansia Nasional 2022 yang dipusatkan di Wonosobo, Jawa Tengah, Kamis (2/6). Agenda ini melibatkan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) dengan menggelar Sekolah Lansia dengan materi literasi digital yang diikuti 250 lansia.
Ketua Presidium Mafindo, Septiaji Eko Nugroho, menjelaskan materi literasi digital diberikan bagi lansia karena adanya fakta bahwa lansia tergolong dalam kelompok rentan digital.
“Sebagai kelompok rentan digital, lansia kerap menjadi sasaran penipuan digital, terpengaruh hoaks, juga terprovokasi oleh hasutan kebencian. Studi menunjukkan bahwa isu tersebut diakibatkan lemahnya literasi digital di kalangan lansia," kata Septiaji dalam pernyataan tertulis, Kamis (2/6).
Studi tersebut merupakan Program Tular Nalar Mafindo bekerjasama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Prodi Komunikasi Universitas Gajah Mada (UGM) pada Februari – Maret 2022 lalu.
Menurut dia, jalan keluarnya adalah menanamkan kecakapan literasi digital di antara lansia, serta menciptakan sistem pendukung untuk membantu lansia mengecek hoaks, memanfaatkan aplikasi digital, dan menghindari penipuan digital.
"Transformasi digital yang sangat deras di Indonesia memiliki tantangan besar, bagaimana merangkul warga lansia yang berjumlah 29.8 juta orang, supaya mereka tetap produktif dan berdaya dalam masyarakat yang semakin digital," katanya.
Adapun Perwakilan Google Public Policy Affair, Arianne Santoso, mendukung program ini dan menguatkan dukungan Google untuk meningkatkan kualitas hidup lansia.
“Kami sangat mendukung upaya mengikutsertakan warga lansia dalam gerakan cakap digital. Mereka perlu dilindungi, dirangkul dan diberi akses untuk terlibat sepenuhnya dalam aktivitas digital," katanya.
Google sangat mendukung upaya ini karena sesuai dengan spirit inklusi digital. "Internet tersedia bagi siapa saja, termasuk bagi warga lansia," katanya.
Dalam kesempatan tersebut, seniman legendaris Titiek Puspa yang kini berusia 85 tahun mengimbau para lansia agar menjaga kesehatan dan kebugaran, serta melek digital.
“Teliti, sabar, jangan mudah marah kalau bertemu dengan informasi di dunia digital. Kalau beritanya baik, catat dan masukkan dalam ingatan. Jangan pikiran ditambahi dengan pertengkaran yang sering muncul di media sosial,” pesan Titiek.