Jakarta, Gatra.com- Penguatan arsitektur kesehatan global sangat diperlukan guna melakukan mitigasi penyakit. Sebagai solusi, terdapat sub-agenda yang menjadi topik G20 di bidang kesehatan di antaranya, pertama, membangun ketahanan sistem kesehatan global (building global health system resilience). Kedua, menyelaraskan standar protokol kesehatan global (harmonizing global health protocol standards) dan ketiga mengembangkan pusat manufaktur dan pengetahuan global untuk pencegahan, kesiapsiagaan, dan respon terhadap pandemi (expending global manufacturing and knowledge hubs for Pandemic prevention, preparedness, and response).
G20 harus berada di garis depan dalam proses penguatan arsitektur kesehatan global. Mobilisasi daya kesehatan perlu dilakukan, sebagai langkah mitigasi penyakit. Presiden Joko Widodo pun mengingatkan agar ketersediaan sumber daya kesehatan global terus diperbanyak. Fasilitas berupa ketersediaan vaksin, obat, dan alat kesehatan juga harus menjadi perhatian penting bagi dunia internasional.
Pertemuan pemimpin di beberapa negara ini juga akan membahas perkembangan teknologi untuk kesehatan. Saat ini, telah dilakukan berbagai macam inovasi mulai dari penemuan obat hingga kecanggihan alat kesehatan yang lebih mempermudah deteksi penyakit. Selain itu, memberikan dukungan terhadap riset teknologi negara-negara berkembang.
“Kerja sama inovasi, teknologi digital dan teknologi hijau, serta peningkatan investasi bagi pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan, dan dukungan kemitraan global bagi pembangunan negara berkembang,” ucap Presiden.
Upaya lain yang dilakukan yaitu mencarikan solusi hambatan perdagangan bahan baku vaksin. Kemudian, mendukung COVAX untuk menyediakan dosis vaksin ke penjuru dunia. Jokowi berharap, kelangkaan obat, vaksin, dan fasilitas kesehatan lainnya tidak terjadi.
Seluruhnya telah dipersiapkan dengan matang. Tidak ada lagi negara-negara yang saling berebut pasokan vaksin. Namun, tetap saja, sebelum pandemi terjadi, negara dunia telah memiliki aksi pencegahan sesuai ungkapan “mencegah lebih baik daripada mengobati”.