Pati, Gatra.com - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Pati mengungkapkan total kerugian petani tambak di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, akibat fenomena banjir rob mencapai Rp30,85 miliar. Tercatat ada tujuh kecamatan yang terdampak.
Kepala DKP Pati, Edy Martanto, mengatakan bahwa data tersebut merupakan data terbaru akhir bulan Mei kemarin. Disebutkannya, angka tersebut mungkin lebih kecil dibandingkan data riil yang diderita petani.
"Data sementara yang kami himpun per 30 Mei, kerugian mencapai miliaran rupiah. Yang terdampak sekitar 2.000 hektare lahan tambak," ujarnya, Rabu (1/6).
Adapun daerah pertambakan yang terdampak fenomena gelombang tinggi di kabupaten berjuluk Bumi Mina Tani meliputi Kecamatan Dukuhseti, Tayu, Margoyoso, Trangkil, Wedarijaksa, Juwana, dan Batangan.
"Tambak yang paling banyak terdampak adalah di Kecamatan Tayu dengan luas 750 hektare dengan kerugian sekitar Rp11 miliar. Itu tambak bandeng, udang, dan nila salin. Sebagian ada yang sudah siap panen," bebernya.
Lanjutnya, banjir rob pada pekan lalu merupakan salah satu bencana terparah dari sektor perikanan di Pati. Sebagai antisipasi agar dampak gelombang tinggi, pihaknya mendorong agar seluruh kawasan pesisir bisa diperkuat dengan hutan mangrove.
"Rata-rata mangrove di pesisir ini masih tipis dan usianya masih muda sehingga belum mampu mengatasi gelombang tinggi kemarin. Saya berharap penanaman mangrove lebih digiatkan lagi sehingga bisa menjadi sabuk hijau yang menjadi benteng kawasan pesisir," terangnya.