Batam, Gatra.com - Kalau menengok perlakuan lelaki 52 tahun ini, tak berlebihan bila orang bilang bahwa bagi dia, Kampung Tua Bakau Serip itu spesial.
Soalnya Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Republik Indonesia ini sempat-sempatnya ngomong ke Konsulat Singapura tentang keberadaan Ekowisata Mangrove "Pandang Tak Jemu" yang sangat cocok jadi tempat rekreasi, edukasi dan konservasi itu.
"Saya sudah tawarkan paket wisata edukasi dan konservasi mangrove yang ada di sini. Jadi, kalau pelajar Singapura lagi liburan, mereka bisa datang ke sini," kata Sandiaga Salahuddin Uno, kemarin.
Mantan calon wakil presiden RI ini sengaja datang ke sana. Dia ditemani Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam, Muhammad Rudi, berkeliling di antara rimbun bakau yang sudah ada berumur ratusan tahun itu.
Kalau ditengok secara geografis, 'Pandang Tak Jemu' yang secara administratif berada di Kecamatan Nongsa, Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) itu, memang seksi.
Pertama, hamparan ini berhadapan langsung dengan jalur padat Selat Malaka. Ini berarti, berhadapan langsung pula dengan Singapura dan Malaysia.
Kalau sudah bertandang ke kawasan wisata yang berada di Kampung Tua Bakau Serip ini, wisatawan dipastikan tak gampang bosan.
Sebab Pandang Tak Jemu yang seluas 10 hektar itu tak jauh-jauh pula dari Pantai Bale-Bale, Pantai Nongsa, Palm Spring Golf dan bahkan Tering Bay Country Club hingga Kebun Raya Batam.
Oleh keseksian tadi lah kemudian Pemerintah Kota Batam makin semangat menata kawasan tadi. Sederet fasilitas disiapkan demi memanjakan pengunjung.
Upaya semacam ini rupanya tak sia-sia. Dua bulan lalu Pandang Tak Jemu didaulat masuk dalam 50 besar desa wisata se-Indonesia dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI).
ADWI menetapkan seperti itu lantaran Pandang Tak Jemu telah memenuhi tujuh kriteria yang disyaratkan; punya daya tarik pengunjung, homestay, toilet umum, suvenir, digital dan kreatif, cleanliness, health, safety and environmental sustainability (CHSE) dan kelembagaan.
Capaian ini tentu menjadi luar biasa. Sebab dari data yang ada, sesungguhnya ada lebih dari 3.419 desa wisata dari 34 provinsi di Indonesia yang terjaring oleh ADWI.
Dalam proses seleksi selanjutnya, jumlah tadi mengkeret menjadi 500 besar, 300 besar, 100 besar dan akhirnya menjadi 50 besar. Pandang Tak Jemu ada di 50 besar itu dan menjadi satu-satunya dari Provinsi Kepri
Bagi Muhammad Rudi, pariwisata menjadi sektor ekonomi yang paling terdampak selama pandemi. Anjloknya jumlah wisatawan lokal dan mancanegara oleh pemberlakuan sejumlah larangan, menjadi pukulan telak bagi para pelaku usaha pariwisata dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Batam.
Meski begitu, Rudi tak lekas berputus asa, semangat terus dia pacu di tengah kondisi pandemi yang terus melandai. Rudi optimis, pariwisata Kota Batam akan kembali bergairah.
"Lokasi ini akan kita kemas tidak hanya sebagai tempat rekreasi, tapi juga sarana edukasi. Jadi, bersama pemerintah Provinsi Kepri kita akan bangun fasilitas yang membikin pengunjung semakin nyaman," katanya.
Abdul Aziz