Banjarbaru, Gatra.com - Kemarau panjang diprediksi akan melanda Kalimantan Selatan (Kalsel) tahun 2022 ini. Dua tahun terakhir, Kalsel hanya mengalami kemarau basah. Kemarau panjang terjadi pada tahun 2019 lalu mengakibatkan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang cukup besar di provinsi berjuluk 'Bumi Lambung Mangkurat' itu.
Mengantisipasi hal itu, Pemprov Kalsel pun menggelar rapat koordinasi (Rakor) antisipasi dan kesiapsiagaan menghadapi bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) tahun 2022. Rakor ini dibuka Sekdaprov Kalsel, Roy Rizali Anwar yang mewakili Gubernur Sahbirin Noor bertempat di Setdaprov Kalsel Banjarbaru, Selasa (31/5).
Dalam arahannya, Gubernur Kalsel berharap dengan Rakor dapat memantapkan komitmen dan sinergi menghadapi bencana Karhutla 2022. Ia juga meminta agar masyarakat diberikan edukasi secara persuasif untuk tidak membakar lahan.
"Kemudian lakukan koordinasi dan langkah pengendalian dengan tindakan terukur dalam pencegahan Karhutla,” kata gubernur.
Selain itu juga diminta kesiapan infrastruktur dan peralatan serta personil dalam rangka pencegahan dini bencana Karhutla.
Sedangkan Kabid Kesiapsiagaan BPBD Kalsel, Syahrudin melaporkan berdasar rilis BMKG, awal musim kemarau terjadi pada pertengahan Mei hingga akhir Juli. “Sedangkan Puncak kemarau terjadi di Agustus,” lapor Syahrudin.
Berdasar arahan Presiden, kepala daerah diminta memprioritaskan pencegahan, kesiapan infrastruktur, dan monitoring ke bawah. Kemudian edukasi masyarakat agar tidak membakar lahan serta penataan lahan gambut. Jangan terlambat padamkan api dan lakukan penegakan hukum untuk cegah Karhutla.
Kegiatan Rakor Kesiapsiagaan Karhutla 2022 dihadiri seluruh stakeholder terdiri unsur Forkopimda, TNI dan Polri, BPBD Kabupaten kota se-Kalsel dan dunia usaha.