Cilacap, Gatra.com – Pemerintah Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah berhasil menurunkan angka stunting sebesar 5,28 persen dua tahun terakhir. Salah satu strateginya adalah menetapkan desa lokus penangan stunting.
Berdasarkan hasil Survei Gizi Balita Indonesia (SGBI) tahun 2019, prevalensi stunting di Kabupaten Cilacap terus mengalami penurunan.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat dari kekurangan gizi kronis yang dialami bayi sejak dalam kandungan dan pada masa awal setelah anak lahir sampai 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.
“Di tahun 2019 prevalensi stunting di Kabupaten Cilacap mencapai angka 23,18% dan menurun di tahun 2021 menjadi 17,9%,” kata Tatto, dalam Rembug Stunting Tahun 2022, dikutip Jumat malam (27/5).
Dia menjelaskan, Pemkab sebelumnya menetapkan 10 desa/kelurahan sebagai lukus stunting. Artinya upaya intervensi diprioritaskan di desa dan kelurahan tersebut tanpa meninggalkan upaya penurunan stunting di wilayah lainnya.
Menurut dia, stunting harus ditekan semaksimal mungkin. Pasalnya, dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh stunting dalam jangka pendek bisa mengganggu perkembangan otak, pertumbuhan fisik dan metabolisme.Sementara, dalam jangka panjang dapat menurunkan kemampuan kognitif dan prestasi belajar, menurunnya kekebalan tubuh sehingga mudah sakit.
“Oleh karena itu, kita harus perhatikan pola asuh, pola makan, air bersih dan kebutuhan anak lainnya karena anak merupakan aset penerus bangsa. Kunci dari kesuksesan dan menghindari kemiskinan adalah terpenuhinya kesehatan dan pendidikan,” ungkap Bupati.
Sementara, Wakil Bupati Cilacap, Syamsul Aulia Rachman meminta seluruh OPD di Kabupaten Cilacap untuk fokus dalam percepatan penurunan stunting sesuai dengan konvergensinya masing-masing.
“Pemberian makanan tambahan, posyandu, pembangunan sarana air bersih, konseling pra nikah, memastikan ketercukupan ketersediaan pangan, dan parenting bisa dilakukan oleh masing-masing dinas terkait. Kita harus bekerjasama dalam mewujudkan komitmen karena stunting adalah masalah yang sangat penting,” ucap Syamsul.
Selanjutnya, para undangan yang terlibat dalam penanganan stunting melakukan penandatanganan Berita Acara dan Komitmen Pencegahan Stunting.
Dalam rembug Stunting ini, hadir pula Ketua Tim Penggerak PKK Teti Rohatiningsih, Kepala Dinas Kesehatan Pramesti Griana Dewi, Ketua Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Sujito, Wakil Ketua Komisi D DPRD Cilacap Nike Yunita, para pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten Cilacap dan tamu undangan lainnya.