Jakarta, Gatra.com - Panel Survei Indonesia (PSI) menggelar survei opini masyarakat terkait pemetaan keadaan sosial politik pada masyarakat menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Koordinator PSI, Permadi Yuswiryanto mengatakan, survei digelar untuk memetakan keadaan sosial dan politik yang terjadi di tengah masyarakat jelang Pemilu 2024 yang semakin dekat, serta isu-isu nasional.
Ada beberapa survei terhadap isu politik survei yang dilakukan olehnya, salah satunya soal penundaan pemilu 2024 yang dicetuskan oleh Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan. Dimana Luhut mengklaim adanya Big Data yang menginginkan warganet menunda Pemilu 2024.
"Namun hasilnya sangat berbeda ketika PSI melakukan survei dimana sebanyak 89,2% masyarakat menolak penundaan pemilu 2024 dan hanya 6,40% yang mendukung sedangkan yang tidak memberikan jawaban sebanyak 4,4%," ujar Permadi dalam keterangannya, Jumat (27/5/2022).
Dari penolakan penundaan pemilu itu, PSI lalu membahas empat menteri yang berencana maju sebagai calon presiden. Keempat Menteri tersebut yakni Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno.
"Mayoritas 40,8% responden memilih Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, kemudian sebanyak 32,2% memilih Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, sebanyak 7,7% memilih Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, dan hanya 2,7% memilih yang Menteri BUMN Erick Thohir. Yang belum memilih ada sebanyak 16,5%," tegasnya.
Pertanyaan berlanjut kepada pemetaan preferensi politik pada masyarakat terhadap sosok yang akan dipilih jika pemilihan presiden digelar pada hari ini. Maka nama Airlangga terpilih dengan 19,9% sebagai sosok paling dipilih sebagai presiden jika Pemilu diadakan hari ini.
Tokoh yang dipilih masyarakat berikutnya adalah Andika Perkasa (14,3%) Prabowo Subianto (9,6%). Diikuti Ganjar Pranowo (9,2%), serta Sri Mulyani (5,7%) Anies Baswedan (3,7%), Khofifah Indar Parawansa (3,6%), Agus Harimurti Yudhoyono (3,2%), Puan Maharani (2,2%), Ridwan Kamil (1,8%), Muhaimin Iskandar (1,7%), Sandiaga Uno (1,4%) dan Erick Thohir (0,8%), serta ada sejumlah responden tidak menjawab (22,9%).
Efek meningkatnya elektabilitas Airlangga dinilai mempunyai andil kuat dalam mengangkat nama Partai Golkar. Sebab hasil survei nasional pemetaan preferensi politik pada masyarakat terhadap parpol jelang Pemilu 2024 menghasilkan hanya tujuh partai politik yang memiliki tingkat elektabilitas berada di atas 4%.
Elektabilitas partai politik Golkar ada di urutan pertama dengan perolehan 16,9%, di urutan kedua ada PDIP 16,2%, Gerindra 16,1%, Nasdem 6,4%, PKS 5,6%, Demokrat 5,2%, PKB 4,7% dan untuk raihan %tase dari parpol lainnya, seperti PAN, PPP yang memiliki kursi di DPR, elektabilitas mereka saat ini di bawah 4%.
Sementara itu, pengamat politik Ziyad Falahi mengatakan, bahwa Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto bukan tokoh yang Latah, sehingga elektabilitas partai Golkar justru naik karena masyarakat sudah muak dengan politik cari muka.
"Sebagaimana dengan melibatkan stand up comedy karena politisi hanya ingin kelihatan lucu. Ibarat pendekar Sakti, airlangga cukup santai saja, golkar tetap mampu naik elektabilitasnya. Inilah kejelian Airlangga, tidak perlu sok-sokan kelihatan fun demi dianggap lucu," ujar Ziyad.
Ia menyebutkan memang perlu diwaspadai bahwa kewibawaan tokoh besar seperti Airlangga bisa menaikan elektabilitas partai politik.
"Mata millennial saat ini dalam menilai pemimpin didasarkan pada mencari kebenaran dari sebuah fakta bukan kepura puraan atau pencitraan. Hal itu semua ada pada Airlangga saat ini dibanding tokoh bakal capres lainnya," lanjut Ziyad Falahi.
Dengan irama lambat tapi kerjanya terbukti nyata, ia meyakini Airlangga mampu merepresentasikan kegagahan Yang mampu menarik perhatian kaum ibu ibu rumah tangga, kaum muda, dan dan kaum yang berpendidikan rendah hingga tinggi seperti layaknya Presiden Amerika Serikat Obama ataupun Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono.
"Airlangga membawa spirit kerja keras sehingga menarik masyarakat banyak yang sudah merasakan dampak kerja nyata. Disinilah kecerdasan Airlangga yang dirasa mampu membaca aspek non mainstream sebagai investasi politik kedepan," tuturnya.
Survei PSI ini dilakukan terhadap 2.160 responden di seluruh Indonesia pada 6-20 Mei 2022. Survei yang dilakukan melalui wawancara via telepon ini menggunakan metode simple random sampling, dengan margin of error sebesar 2,11% pada tingkat kepercayaan 95%.