Pekalongan, Gatra.com - Banjir rob di Kota Pekalongan, Jawa Tengah turut berdampak pada aktivitas pembelajaran. Sejumlah sekolah terpaksa menerapkan pembelajaran secara daring atau online.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekalongan, Zainul Hakim mengatakan, sejumlah satuan pendidikan yang terimbas banjir rob meminta izin untuk menyelenggarakan pembelajaran secara daring.
“Dampak limpasan air pasang, kami koordinasi dengan satuan jenjang pendidikan yang wilayah atau sekolahnya kena banjir rob. Kami memberikan kesempatan untuk menyelenggarakan pembelajaran secara daring,” kata Zainul, Jumat (27/5).
Menurut Zainul, penyebab satuan pendidikan mengajukan izin untuk melaksanakan pembelajaran daring karena akses menuju sekolah terendam rob dan sulit. Selain itu, terdapat sekolah yang ruang kelasnya terendam air sehingga menyulitkan untuk menyelenggarakan pembelajaran secara luring.
"Kami menyampaikan apresiasi kepada satuan pendidikan tersebut, sebab mereka memiliki inisiatif untuk tetap melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar secara daring," ujarnya.
Sebelumnya, banjir rob akibat gelombang air pasang merendam sejumlah wilayah di Kota Pekalongan sejak Senin (23/5). Banjir terutama melanda wilayah Kecamatan Pekalongan Utara dan Pekalongan Barat.
Wali Kota Pekalongan, A Afzan Arslan Djunaid menyebut ada ribuan warga yang terdampak banjir rob. "Ada 5.000 KK atau sekitar 19.000 warga yang terdampak banjir rob," katanya usai meninjau tanggul yang jebol di sungai Meduri, Kelurahan Tirto, Kecamatan Pekalongan Barat, Rabu (25/5).
Banjir terpantau belum sepenuhnya surut pada Jumat (27/5) dan warga yang terdampak masih harus mengungsi. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), hingga Kamis malam (26/5) sekitar pukul 22.00 WIB, terdapat 471 warga yang masih mengungsi di sejumlah titik pengungsian.