Sleman, Gatra.com – Berupaya mendorong kesadaran dan kepercayaan masyarakat akan pentingnya pemanfaatan energi nuklir, Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) mendorong kehadiran Modular Reaktor Kecil (SMR) nuklir secara masif.
Ditemui usai penandatanganan kerjasama dengan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Rabu (25/5), Pelaksana Tugas Kepala Bapeten Sugeng Subarjo mengatakan salah satu usaha memasifkan SMR dan menumbuhkan kepercayaan masyarakat adalah dengan mengadakan kajian terbuka.
“Jadi, kita sekarang ini sedang menggagas sebuah upaya pengkajian pemanfaatan tenaga nuklir sebelum proses perizinan (pra licensing) pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) baru,” jelasnya.
Proses tersebut dilakukan terbuka dan bisa diikuti akademisi maupun perusahaan swasta yang berminat pada sektor pengembangan energi nuklir dari dalam dan luar negeri.
Sugeng menjelaskan, kajian dan penelitian tersebut akan fokus pada jenis reaktor yang paling cocok di Indonesia. Selain itu, penelitian itu juga membuka peluang untuk penerapan teknologi terbarukan.
“Bapeten masih melihat SMR ini sangat sesuai dengan Indonesia. Selain bisa ditempatkan di daratan, reaktor ini bisa ditempatkan pada kapal laut untuk membantu suatu daerah yang terkena bencana,” lanjutnya.
Sugeng menyatakan program ini bisa menjadi batu loncatan untuk pemanfaatan teknologi nuklir yang selama dua puluh tahun terakhir ini hanya menjadi wacana.
Dengan SMR sebagai reaktor kecil yang lebih aman, efisien, dan mudah dikelola, kepercayaan masyarakat pada pemanfaatan nuklir akan tumbuh. Apalagi saat ini penggunaan tenaga nuklir masif digunakan banyak negara, termasuk negara Arab Saudi yang kaya minyak.
“Oleh Badan Tenaga Atom Internasional (International Atomic Energy Agency-IAEA), kita bersama Singapura diundang untuk membahas lebih dalam mengenai pengembangan SMR. Program kajian terbuka ini akan segera kita buka tahun ini,” jelasnya.
Dalam kerjasama ini, Bapeten dan UNY terlibat penelitian. Bapeten memberi kesempatan pada dosen dan mahasiswa UNY untuk memanfaatkan fasilitas Bapeten untuk penelitian nuklir.
Menurut Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerja Sama UNY Siswantoyo, kerjasama ini adalah bentuk sinergi akademisi, industri, dan pemerintahan.
Langkah itu juga merupakan upaya berbenah diri dan konsolidasi menyongsong perubahan status kelembagaan UNY menjadi Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH) pada 2023.
“Dengan status sebagai PTN-BH, UNY terus berupaya melakukan transformasi kelembagaan dan keilmuan, kemandirian finansial, dan pemantapan budaya penelitian,” ujarnya.