Batam, Gatra.com - Kalau tidak segera dicarikan solusinya, bisa jadi perayaan Idul Adha di Kota Batam, bakal terkendala.
Sebab sejak Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) merebak, Karantina Kuala Tungkal, Jambi, menyetop pengiriman ternak-ternak tadi ke Batam.
Padahal kebutuhan sapi dan kamping jelang Idhul Adha kata Mustofa, salah seorang penyedia hewan qurban di Batam dan sekaligus pengurus Asosiasi Hewan Ternak Kota Batam, tergolong besar.
"Sapi berkisar 3500 ekor dan kambing 18 ribu ekor. Semua itu didatangkan dari luar, sebab Batam bukan penghasil ternak. Nah sekarang, sapi dan kambing itu tertahan, tak boleh masuk Batam," katanya saat mengadukan persoalan itu kepada Nuryanto, ketua DPRD Batam, Kamis pekan lalu.
Nuryanto sendiri sebetulnya punya prinsip akan selalu mendukung kebijakan pemerintah sepanjang itu baik untuk masyarakat. Tapi urusan sapi dan kambing ini, ceritanya sudah beda.
"Berhati-hati pada penyakit, itu benar. Tapi jangan kaku. Sebab masih ada kok cara lain agar ternak bisa masuk ke Batam. Misalnya dengan memilih hewan yang benar-benar sehat," kata lelaki yang jamak disapa Cak Nur ini.
Cak Nur tak menampik kalau kebutuhan sapi dan kambing jelang idul adha cukup besar. Ini ditopang pula oleh ekonomi yang kian membaik setelah pandemi melandai.
"Sebelum pandemi saja, kebutuhan rutin Kota Batam perminggu itu, kambing mencapai 15 ribuan, sapi 80-100 ekor. Ini enggak bisa disuplay sendiri, musti dari luar," katanya.
Biar persoalan ini tuntas kata Cak Nur, pihaknya akan membikin rekomendasi kepada pemerintah untuk jalan keluarnya. "Kita hargai kekhawatiran pemerintah atas penyakit tadi, tapi tetap kita musti cari jalan keluarnya, bukan menyetop pasokan," ujarnya.