Kiev, Gatra.com - Pasukan Rusia berusaha mengepung pasukan Ukraina di kota kembar timur, ketika Presiden Volodymyr Zelenskiy memperingatkan bahwa Moskow berusaha untuk menghancurkan kawasan industri Donbas dalam serangannya.
Reuters, Rabu (25/5), Rusia berusaha merebut dua provinsi Donbas yang diklaim separatis, Donetsk dan Luhansk, dan menjebak pasukan Ukraina di sebuah kantong di front timur utama.
Anggota parlemen Ukraina, Musa Magomedov mengatakan pasukan Rusia menembaki Avdiivka, --sebuah kota masih dalam bagian Donetsk yang dikuasai Ukraina-- dengan cara yang sama sekali tidak manusiawi.
“Mereka membunuh warga sipil dan menghancurkan kota yang kami bangun dengan cinta seperti itu,” Magomedov, yang juga direktur pabrik kokas di Avdiivka melalui Telegram.
Staf umum militer Ukraina mengatakan Rusia telah mengintensifkan penggunaan pesawat guna mendukung pasukan darat mereka, karena kekurangan pasokan rudal presisi tinggi.
“Pasukan Rusia menguasai tiga kota di wilayah Donetsk termasuk Svitlodarsk,” kata gubernur regional Pavlo Kyrylenko kepada afiliasi Radio Free Europe/Radio Liberty.
“Situasi di Donbas sangat sulit. Semua kekuatan yang tersisa dari tentara Rusia sekarang terkonsentrasi di wilayah ini,” kata Zelenskiy dalam pidato Selasa malam.
"Para penjajah ingin menghancurkan semua yang ada di sana," tambahnya.
Kementerian pertahanan Rusia belum menanggapi permintaan komentar melalui email di luar jam kerja.
Bagian paling timur dari kantong Donbas yang dikuasai Ukraina, kota Sievierodonetsk di tepi timur Sungai Donets Siverskiy dan kembarannya Lysychansk, di tepi barat, telah menjadi medan perang. Pasukan Rusia maju dari tiga arah untuk mengepung mereka.
“Musuh telah memfokuskan upayanya melakukan serangan untuk mengepung Lysychansk dan Sievierodonetsk,” kata Serhiy Gaidai, gubernur provinsi Luhansk. Kedua kota tersebut termasuk di antara wilayah terakhir yang dikuasai Ukraina.
Militer Ukraina mengatakan telah menahan sembilan serangan Rusia pada hari Selasa di Donbas. Pasukan Moskow telah membunuh sedikitnya 14 warga sipil dengan menggunakan pesawat, peluncur roket, artileri, tank, mortir dan rudal.
Reuters tidak dapat segera memverifikasi informasi tersebut.
Sebagai tanda keberhasilan Ukraina di tempat lain, pihak berwenang di kota terbesar kedua, Kharkiv, membuka kembali metro bawah tanah, tempat ribuan warga sipil berlindung selama berbulan-bulan di bawah pengeboman tanpa henti.
Pembukaan kembali terjadi setelah Ukraina mendahan pasukan Rusia yang sebagian besar keluar dari jangkauan artileri kota utara, seperti mereka lakukan di ibukota, Kyiv, pada bulan Maret.
Tiga bulan setelah invasi, Rusia masih memiliki kekuatan terbatas, meski militer terburuknya dalam beberapa dekade, sementara sebagian besar Ukraina telah menderita kehancuran dalam serangan terbesar di negara Eropa sejak 1945.
Lebih dari 6,5 juta orang telah mengungsi ke luar negeri dan ribuan --yang tak terhitung jumlahnya-- telah terbunuh dan kota-kota telah hancur menjadi puing-puing.