Cilacap, Gatra.com – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat di pesisir selatan Jawa Tengah dan Yogyakarta tetap tenang meski banjir rob massif terjadi di kawasan Pantai Utara (Pantura), Semarang, dan wilayah sekitarnya.
Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo mengatakan, saat ini fase Perigee di pesisir selatan telah lewat sehingga tak terjadi potensi rob, seperti yang terjadi antara 14-20 Mei lalu.
Menurut dia, kondisi ini berbeda dari wilayah Pantura, seperti Semarang dan Pekalongan yang pada Senin (23/5/2022) mengalami puncak Perigee dan ketinggian gelombang laut maksimal sehingga menyebabkan rob di pesisir utara.
“Ya beda lintang bujurnya. Yang memengaruhi pasang surut itu kan lintang bujur, kemudian, pengaruh gelombang tingginya juga pengaruh. Perigeenya memang sama-sama ya, tetapi lintang-bujurnya sudah berbeda,” jelasnya, Selasa (4/5).
Dia menjelaskan, meski sama-sama mengalami Perigee, akan tetapi posisi lintang-bujur sebuah wilayah akan menyebabkan perbedaan waktu puncak rob dan ketinggian gelombang. Kondisi ini juga diperparah oleh faktor lainnya, seperti cuaca dan ketinggian gelombang air laut.
"Ketinggian gelombangnya juga berbeda. Sehingga masing-masing wilayah itu memiliki tanggal dan kejadian yang berbeda,” ucap Teguh.
Teguh menambahkan, meski tak berpotensi pasang air laut atau rob, masyarakat yang beraktivitas di pesisir selatan diminta untuk tetap waspada saat beraktivitas di perairan. Pasalnya, saat ini gelombang tinggi sedang terjadi dengan prediksi puncak antara 4-6 meter di lepas pantai.
Kondisi ini berbahaya untuk seluruh jenis pelayaran dan juga berbahaya untuk aktivitas di pinggir pantai.