
Banyumas, Gatra.com – Ibu muda yang minim pengalaman kerap merasakan sakit di bagian puting saat menyusui. Padahal, semestinya menyusuai atau proses laktasi menjadi pengalaman mengasyikkan bagi tiap ibu.
Menurut Dokter Hening Widyawati, kondisi ini dipengaruhi kerena minimnya pengalaman sehingga belum bisa menyusui dengan cara yang benar dan baik. Padahal, terkadang penyebabnya sederhana, misalnya dipengaruhi posisi mulut bayi saat proses menyusui.
Kata dia, yang perlu dilakukan adalah meletakkan jari yang bersih di sudut mulut bayi, kemudian membantu bayi mengait dengan mengarahkan puting susu ke bagian belakang mulut bayi serta meletakkannya dasar puting susu sejauh mungkin dari bibir bawah.
"Setelah menyusui, puting tidak boleh diratakan atau ditekan dengan cara apa pun, puting harus sama seperti sebelum menyusui," kata dokter RSI Banjarnegara itu dalam keterangannya, Minggu (22/5).
Ia menegskan, sebaiknya ibu menyusui sesegera mungkin setelah bayi lahir. Itu untuk memperkuat ikatan dan membantu bayi mengenal ibunya. Jika melahirkan dengan caesar maka ibu harus menyusui sesegera mungkin karena aman bagi ibu dan anak pula.
"Menyusui seharusnya tidak menjadi pengalaman yang menyakitkan. Jika terasa sakit, maka yang terbaik adalah membantu bayi mengait kembali dan ikuti langkah-langkah yang disebutkan sebelumnya," kata dia.
Ibu juga harus tahu bahwa bayi tahu cara menempel dan menemukan payudara sendiri. "Penting diketahui, seorang ibu harus mempelajari tanda-tanda lapar anaknya sedini mungkin. Bayi akan menjadi lebih aktif ketika bayi lapar dan akan mengepalkan tangannya ke mulut atau menggerakkan kepala mencari payudara, menangis adalah tanda kritis dari kelaparan," tandas Hening.
Dia juga membeberkan sejumlah mitos yang berkembang di tengah masyarakat yang tak benar. Salah satunya, yakni bahwa ukuran payudara berhubungan dengan jumlah ASI yang diproduksi seseorang.
Padahal menurut dia, ukuran payudara seorang wanita tidak ada hubungannya dengan berapa banyak ASI yang akan dihasilkannya dan tidak akan memengaruhi kemampuan atau efektivitas menyusuinya.
Menurut dia, payudara wanita pada dasarnya adalah kelenjar besar. Sel-sel di dalam payudara wanita yang disebut aveoli membuat susu sebagai respons terhadap hormon prolaktin, kemudian hormon yang disebut oksitosin membuat otot-otot kecil di sekitar sel menyempit dan menggerakkan susu melalui saluran yang mengarah ke saluran susu di puting susu itu sendiri dan di sekitar areola.