Jakarta, Gatra.com - Indonesia Network Election Survey (INES) menggelar survei Jajak Pendapat mengenai Kondisi Nasional Jelang Pemilu 2024. Dalam jajak pendapat yang dilakukan pada 13-28 April tersebut INES berfokus kepada kinerja Ekonomi, Aparat Hukum serta Partai dan siapa Presiden pengganti Joko Widodo.
Direktur Executive INES, Herry Soetomo menjelaskan metodelogi yang digunakan dalam survei kali ini adalah multi stage random sampling dengan total 1.888 orang responden yang sudah berumur diatas 17 tahun dan yang tersebar di 34 Provinsi di 478 Kabupaten/Kota dari total populasi warga negara Indonesia yang terdaftar sebagai DPT pada Pemilu 2019.
"Sehingga hasil survei ini memiliki Margin Of error +/-2,27% dengan mengunakan Tingkat kepercayaan 95 %," kata Herry dalam keterangannya, Jumat (20/5/2022).
Hasil survei ini menunjukkan mayoritas responden mempersepsikan kondisi ekonomi nasional menuju perbaikan total ada 74,7%. Masyarakat memandang keadaan ekonomi nasional menuju track pemulihan ekonomi yang membaik, hanya sekitar 25,3% yang mengatakan kurang baik.
"Hal ini sesuai dengan kondisi ekonomi Indonesia yang berangsur pulih di tengah pandemi Covid-19. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I/2022 mencapai 5,01% secara tahunan (year-on-year/yoy) dan apalagi sejumlah lembaga internasional di antaranya International Monetary Fund (IMF) memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2022 akan mencapai 5,9%," katanya.
Sementara untuk kondisi penegakan hukum, mayoritas responden mempersepsikan kondisi penegakan hukum di Indonesia dari lembaga penegak hukum yaitu Mahkamah Agung, KPK, Kejaksaan Agung dan Kepolisian.
Kinerja Kepolisian Republik Indonesia dipersepsikan oleh 89,2%, Kejaksaan Agung dipersepsikan oleh 84,9%, Mahkamah Agung 61,7%, KPK 51,8%.
Tingginya kepuasan masyarakat terhadap institusi kepolisian tidak terlepas dari kerja kepolisian dalam mensukseskan program vaksinisasi Covid-19 sehingga kehidupan di masyarakat berangsur pulih dan masyarakat bisa beraktifitas normal.
"Hal tersebut memberikan dampak tumbuhnya perekonomian di masyarakat, sementara kepuasan masyarakat terhadap Kejaksaan Agung dengan keberanian Kejaksaan Agung membongkar kasus kasus mega korupsi hingga kasus ekspor CPO," jelasnya.
Masuk dalam pembahasan Kondisi politik saat ini, 68,2% responden di Indonesia setuju dinamika politik nasional jelang pemilu 2024 dengan muncul tokoh tokoh bakal capres dapat dan telah meningkatkan polarisasi politik masyarakat.
Hal ini tergambar dilaman setiap medsos seperti twitter, instagram dan Facebook serta Tiktok dll. Hanya 10,4% responden yang merasa polarisasi politik di masyarakat tidak terlalu meningkat sedangkan selebihnya 21,4% responden lainnya tidak merasakan dampak apapun.
Hasil survei menunjukan bahwa nama nama tokoh nasional yang menciptakan polarisasi di masyarakat sebanyak 89,7% respoden menyatakan perilaku politik pencitraan Anies Baswedan menimbulkan polarisasi di masyarakat. Lalu sebanyak 80,8% menyatakan perilaku politik Ganjar Pranowo menciptakan polarisasi di masyarakat.
"Sementara tokoh lainnya menurut respoden yang perilaku politiknya menciptakan polarisasi di masyarakat Sandiaga Uno 50,3%, Gatot Nurmantyo 49,2%, Ridwan Kamil 30,2%, Agus Harimurti Yudyono 12,8%, Prabowo Subianto 10,9%, Airlangga Hartarto 5,9%, dimana akibat perilaku politik mereka tercipta opini masyarakat akan satu isu tertentu tentang politik terbentuk akibat perilaku para elite tersebut. Hasilnya masyarakat menjadi terpolarisasi," lanjut Herry.
Sementara untuk Parpol dan Capres nama Partai Golkar bersama Ketua Umumnya Airlangga Hartarto secara mengejutkan bisa menyaingi para pesaingnya. Bahkan nama Airlangga meraih elektabilitas paling tinggi jika pemilihan Presiden dilakukan pada hari ini. Airlangga dipilih 19,1% responden unggul dari Prabowo Subianto yang hanya meraih 16,7%.
"Lalu diikuti Ganjar Pranowo 9,7%, Andika Perkasa 7,1%, Budi Gunawan 6,4%, Anies Baswedan 5,7%, Agus Harimurti Yudhoyono 5,2 %, Puan Maharani 3,7%," terang Herry.
Elektabilitas Partai Golkar juga mengalami peningkatan dimana jika pemilu dilakukan pada hari ini maka Partai Golkar akan ditetapkan sebagai pemenang pemilu karena dipilih oleh 12,2% responden diikuti oleh Gerindra 11,1%, PDIP 10,9%, Demokrat 9,8%, PKB 5,8%, PKS 4,3%, Nasdem 4,2%, PAN 2,2%, PPP 2,1%, PRIMA 2%, Perindo 1,7%, Garuda 1,5%, PSI 1,1%, PBB 1%, Partai Gelora 0,8%, Berkarya 0,2%, Hanura 0,2%, Partai Ummat 0,2%, tidak menjawab atau rahasia 28,7%.
Sementara itu dalam kesempatan lain, pengamat politik dari Universitas Al-Azhar, Ujang Komaruddin mengatakan, tingginya elektabilitas dari hasil survei INES membuktikan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto sebagai pemimpin Golkar yang membawa perubahan.
Tak hanya itu, Golkar sangat tepat jika memilih Airlangga sebagai capres 2024, pasalnya Ketum Golkar itu telah menjadikan Golkar nomor 1 dari hasil survei.
"Itu tentu berita bagus buat Golkar. Bagaimanapun Golkar partai besar, butuh figur yang memiliki elektabilitas yang cukup, baik sebagai capres maupun untuk naikkan elektabilitas partai," kata Ujang.
Selain itu, kata dia, polarisasi Airlangga sangat bagus untuk menjadikan Golkar sebagai partai yang saat ini memiliki elektabilitas tinggi dan peluang ini harus diambil oleh Airlangga sebagai Ketum Golkar. "Peluang yang harus dikelola oleh Airlangga dan Golkar," tutupnya.