Mataram, Gatra.com - Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Zulkieflimansyah mengatakan bahwa salah satu cara untuk menyelamatkan petani, nelayan, dan peternak adalah dengan membangun Halal Industrial Park (HIP) di NTB. Melalui faslitas ini, ikan sederhana bisa menjadi ikan asin dan makanan lainnya pun bisa diolah.
“Industrialisasi tidak semata identik dengan pabrik besar, industrialisasi tidak identik dengan asap yang mengepul tinggi yang menyebabkan polusi, tetapi industrialisasi adalah keberanian untuk mengawali sesuatu yang tidak biasa,” katanya di Mataram, Jumat (20/5).
Menurutnya, kehadiran HIP di Provinsi NTB bukan hanya tentang proses penyembelihan hewan secara halal saja, melainkan terdapat ekosistem di dalamnya, seperti perbankan syariah, asuransi, dan lain sebagainya.
"Karena ada sekelompok kita ingin bertransaksi bisnis yang aman secara psikologis, ini harus dioptimalkan oleh kita,” ucapnya.
Kepala Dinas Perindustrian Provinsi NTB, Nuryanti mengatakan bahwa HIP NTB akan tersebar di beberapa kabupaten/kota dan berbasis UMKM. Saat ini, sedang direncanakan empat lokasi kawasan HIP NTB di antaranya Kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah, Sumbawa Barat, dan Bima. Masing-masing lokasi akan disiapkan lahan milik pemerintah dengan luasan sekitar 5 hektare.
“Pemerintah menyiapkan lahan dan fasilitas lainnya. Masyarakat termasuk UMKM nantinya tinggal memanfaatkan saja,” jelasnya.
Ia juga mengatakan bahwa target Provinsi NTB harus ada minimal lima kawasan HIP berbasis UMKM. Dari lima kawasan itu, ada satu yang nantinya menjadi kawasan industri sesuai Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) Nomor 17 Tahun 2020 dengan luas lahan 50 Hektare.
"Itu tergantung dari pada pemilihan investor yang akan melihat peluang-peluangnya karena bisa membaca kawasan mana yang berpotensi," tuturnya.