Home Kesehatan RSJ Soeharto Heerdjan akan Berikan Layanan di Luar Kejiwaan

RSJ Soeharto Heerdjan akan Berikan Layanan di Luar Kejiwaan

Jakarta, Gatra.com – Direktur Rumah Sakit Jiwa (RSJ) dr. Soeharto Heerdjan, dr. Desmiarti SpoKJ. MARS, mengatakan, pihaknya akan membuka layanan baru di luar kejiwaan yang menjadi layaan utama selama ini.

Desmiarti dalam siaran pers yang diterima pada Kamis (19/5), menyampaikan, pembukaan layanan baru di luar kejiwaan tersebut sebagaimana regulasi perumahsakitan, yakni Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 47 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan bidang Perumahsakitan.

Salah satu layanan anyar yang bakal dibuka di RSJ dr. Soeharto Heerdjan tersebut, lanjut Desmiarti, yakni intervensi nyeri. Terkait layanan ini, bertepatan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-102 RSJ dr. Soeharto Heerdjan menggelar Bakti Sosial Nasional Pengobatan Nyeri selama dua hari pada akhir pekan kemarin di Grogol, Jakarta Barat.

Pelayanan kesehatan gratis tersebut melibatkan 100 orang dokter terdiri dari spesialis ortopedi dan traumatologi (SpOT), saraf (SpS), bedah saraf (SpBS), anastesi (SpAn), kedokteran fisik, dan rehabilitasi (SpKFR).

“Terdapat 600 lebih anggota masyarakat seputar Jabodetabek mendaftar untuk pelayanan intervensi nyeri ini,” ujarnya.

Selain memberikan pelayanan secara gratis dan kepedulian terhadap masyarakat sekitar, bakti sosial tersebut juga menjadi ajang silaturahmi bagi tim internal rumah sakit dengan para dokter, perawat, dan operator intervensi nyeri.

“Kegiatan ini juga menjadi sosialiasi layanan intervensi nyeri sebagai sarana promosi bagi industri kesehatan dan pendukungnya, termasuk di dalamnya asuransi kesehatan sosial atau komersial,” katanya.

Desmiarti mengungkapkan, masyarakat dari berbagai usia, terdiri dari para lansia yang sering alami penyakit degeneratif otot sendi rangka, orang muda yang hobi berolahraga sehingga rentan terhadap cedera olahraga, para pekerja yang alami cedera akibat posisi ergonomis kerja repetitif yang salah hingga penyintas penyakit terminal, seperti kanker dan pasien pascaoperasi yang masih merasakan nyeri lokal mendapatkan layanan.

“Tujuan layanan ini memberikan kesempatan mereka untuk menjalani hidupnya untuk lebih bermartabat dan berkualitas,” katanya.

Adapun seratus dokter spesialis yang terlibat dalam bakti sosial tersebut adalah alumni dan peserta kursus Precursoe Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung dari ujung barat Aceh sampai timur Papua, Abepura.

“Layanan ini dapat terus berkembang di berbagai fasiltas kesehatan di Indonesia, sehingga dapat menolong masyarakat dengan permasalahan nyeri kronis, sekaligus meningkatkan kualitas hidup pasien dan meringankan beban pembiayaan kesehatan negara, antara lain program JKN-BPJS,” kata Desmiarti.

Sementara itu, Direktur Program Pendidikan Precursor Fakultas Kedokteran Unpad Bandung, dr. Alif Noeryanto Rahman SpOT., FIPP., CIPS, mengajak lebih banyak dokter untuk menekuni layanan intervensi nyeri dan berkontribusi lebih bermakna bagi bangsa dan negara.

“Ini merupakan sosialisasi alternatif treatment selain tindakan konservatif dan operasi. Kami berharap dapat sharing knowledge, sharing happines, untuk mewujudkan Indonesia bebas nyeri, pantang menyerah sebelum nyeri padam,“ kata Alif.

Pada umumnya, lanjut dia, mematikan saraf rasa (nerve block) dilakukan oleh ahli anestesi, untuk menghilangkan rasa nyeri selama operasi berlangsung. Namun pada saat ini, nerve block dapat digunakan untuk mendiagnosa dan mengobati nyeri lokal, dengan dosis kecil.

Obat anestesi yang disuntikkan ke saraf rasa dapat menghilangkan nyeri lokal tertentu. Rasa nyeri menahun, biasanya terjadi pada bagian lokal tubuh, antara lain leher, kepala atau wajah, sendi bahu, pinggang, lutut, pergelangan tangan dan jari, pergelangan kaki, tumit, paha, serta pinggul.

Untuk tujuan terapi, nerve block dapat mengurangi tingkat nyeri yang sangat menyiksa dan berlangsung cukup lama. Analoginya, lampu yang menyala adalah sumber nyeri, jika kabel listrik (saraf) kita putuskan (blok) maka lampu akan padam (nyeri menghilang). Alat USG inilah yang membantu memindai saraf halus perasa tadi dengan tepat dan akurat.

“Selain di RSJ Soeharto Heerjan Jakarta, Bakti Sosial Pengobatan Nyeri ini juga diselenggarakan di RS Moh Ridwan Meuraksa Jakarta,” katanya.

234

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR