Sekayu, Gatra.com - Sudah beberapa hari terakhir ribuan buah sawit menumpuk di pabrik PT Wanapotensi Guna (WPG) Kecamatan Sanga Desa, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumsel. Kondisi ini lantaran banyaknya truk pengangkut sawit yang mengantre masuk dari dalam maupun luar daerah Kabupaten Muba.
Salah satu sopir pembawa buah sawit yang enggan disebutkan namanya mengaku, buah sawit yang dibawanya sudah tiga hari menunggu di PT WPG. Ia mengharapkan pihak perusahaan untuk segera melakukan pengambilan terhadap buah sawit tersebut.
“Sudah tiga hari saya bermalam di sini bersama sopir lain, kami khawatir buah alami susut. Kalau buahnya susut jadi brondol rugi 20%,” ujarnya.
Ia berharap harga buah sawit kembali stabil dan pabrik kembali lancar untuk penggilingan.
“Semakin lama sawit terendap, maka akan berkurang nilainya. Kami berharap pabrik bisa lancar penggilingannya dan kurangi potongan maupun sutiran buahnya. Karena kami masuk bawa buah segar sedang di pabrik sampai empat malam, itukan kesalahan pabrik tidak maksimal penggilingannya,” keluhnya.
Penumpukan sawit di pabrik PT WPG ini bukan tanpa alasan. Manager HRD-Humas PT WPG, Pirhot Manurug mengakui jika saat ini pabrik mereka sedang mengalami over supply akibat kiriman buah sawit dari luar daerah. Alhasil, pihak pabrik pun menyetop sementara pasokan sawit dari luar Muba guna memaksimalkan produksi buah sawit yang ada saat ini.
“Ada penumpukan karena banyak buah luar datang dan produksi buah sendiri juga lagi meningkat, jadi untuk pelayanan yang terjadi kurang maksimal akibat penumpukan,” ujarnya saat dikonfirmasi pada Kamis (19/5).
Adapun buah sawit yang datang dari daerah lain seperti Musi Rawas, Jambi, dan Bengkulu. Pirhot mengaku jika selama ini buah-buah sawit dari luar itu tidak pernah masuk ke pabrik mereka.
"Mungkin karena pabrik-pabrik di tempat mereka tutup jadi mereka cari PKS yang masih buka," terangnya.
Rencananya pihak pabrik akan menghabiskan buah yang masih antre untuk mengatasi penumpukan yang sudah terlanjur terjadi. Maka itu pihaknya sudah dua hari ini stop terima buah dari luar supaya bisa mereka habiskan yang masih antre di depan pabrik.
"Pokoknya habiskan dulu yang ada saat ini, sekarang kita juga ada kendala tangki timbun sudah hampir penuh dan ini jadi masalah karena biasanya kita jual CPO ke PT SAP dan Musim Mas. Mereka kirim mobil untuk ambil CPO banyak. Hanya saja persoalanya pihak PT SAP dan Musim Mas belum mengambil stok di pabrik mereka," jelasnya.
Terkait adanya dampak penumpukan buah sawit dengan penyusutan harga, pihaknya masih ikut kontrak dari Dinas Perkebunan Muba. "Soal harga tidak berpengaruh, karena kita ikut kontrak harga Disbun. Semua sudah diatur dan ada ketentuannya," tutupnya.