Jakata, Gatra.com – Ekonom Senior, Rizal Ramli menilai kondisi Indonesia akan menjadi lebih baik jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) berhenti memimpin republik ini. Menurut dia, masyarakat akan damai selepas Jokowi lengser dari jabatannya.
“Banyak yang bertanya, apakah jika Jokowi berhenti, mundur atau dimundurkan, Indonesia akan lebih baik? Bukannya akan makin hancur, makin susah? Justru sebaliknya, Indonesia akan lebih baik, lebih damai, ekonomi rakyat akan lebih baik, damai dan makmur pasca-Jokowi,” ujar Rizal Ramli dalam keterangannya, Kamis (19/5).
Menurut Rizal, jika Jokowi lenyap, Islamophobia berbayar akan lenyap. Kemudian, penegakan hukum anti-KKN akan lebih tegas, harga kebutuhan pokok akan diturunkan seperti minyak goreng, listrik, LPG agar di kantong rakyat ada uang, dan pemilu dapat berlangsung jujur dan adil.
“Ekonomi rakyat pasti akan lebih baik pasca-Jokowi, yakni kredit UKM ditingkatkan dari 18% kredit nasional jadi 30%, sehingga lapangan kerja akan naik. Lalu, cicilan utang akan dikurangi dari Rp770 trilliun menjadi setengahnya. Penghematan cicilan untuk internet gratis dan lainnya,” jelas dia.
Di samping itu, Rizal Ramli melihat saat rezim Jokowi usai, wibawa dan pengaruh Indonesia di kancah internasional akan meningkat. Rizal menegaskan bahwa Indonesia harus dipimpin oleh sosok yang mengerti geopolitik, diplomasi internasional dan teguh dalam prinsip bebas-aktif dan berjuang untuk perdamaian dunia.
“Indonesia pasca-Jokowi akan sangat berpengaruh dan dihormati di ASEAN 10, diperhitungkan di Asia, dan jadi salah satu pemimpin penting Gerakan Non-Blok dengan memperjuangkan aspirasi perlunya tatanan dunia baru yang lebih adil dan manusiawi,” ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo, mengingatkan sejumlah elemen buruh yang melakukan unjuk rasa untuk tetap menjaga situasi ketertiban dan tidak terprovokasi dengan oknum-oknum yang membuat kericuhan.
“Imbauan agar menjaga situasi tetap tertib, aman dan menghargai masyarakat pengguna jalan lainnya. Jangan sampai disusupi oleh kelompok-kelompok yang tidak bertanggung jawab,” kata Dedi.
Diketahui, massa demonstran saat melakukan aksi unjuk rasa bulan Ramadhan 1443 Hijriyah kemarin, sempat terbentang spanduk yang mendesak 'Jokowi Mundur' dari jabatan Presiden Republik Indonesia.
Selain itu, spanduk tersebut juga bertuliskan 'Mosi tidak percaya terhadap DPR dan Pemerintah Jokowi-Ma'ruf'. Akhirnya, terjadi bentrokan saat demonstrasi di depan Gedung DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta Pusat.
Rencananya, sejumlah elemen masyarakat dari buruh seperti Gerakan Buruh Bersama Rakyat (Gebrak) akan kembali gelar demo besar pada 21 Mei 2022 mendatang, bertepatan dengan momentum Reformasi. Aksi itu puncak dari rangkaian gelombang unjuk rasa di berbagai daerah.
"Pada 21 Mei, bertepatan momentum reformasi. Siapkan kekuatan kita, sosialisasikan ke kampus-kampus, ke pabrik-pabrik, ke kampung-kampung bahwa rakyat akan terus berjuang, rakyat akan terus bergerak," kata Sekretaris Jenderal KASBI, Sunarno.