Yogyakarta, Gatra.com – Menteri Komunikasi dan Informasi Jhonny G Plate menyatakan peralihan dan pemanfaatan jaringan 5G akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi yang diprediksi mencapai Rp784 triliun pada 2030. Tahun ini 200 ribu pemuda akan diberi pelatihan literasi digital.
“Hari ini kita memasuki era jaringan 5G dengan kecepatan dan kualitas internet lebih tinggi, latensi yang lebih rendah, dan konsumsi energi lebih efisien,” ucap Menkominfo di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Rabu (18/5).
Johnny berbicara di Talkshow Digital Expert ‘Unpacking The Metaverse: Akselerasi Literasi Digital dalam Menyambut Masa Depan’ yang diselenggarakan oleh Center for Digital Society UGM.
Peralihan dan pemanfaatan teknologi jaringan G5 yang memanafaatkan spektrum 700 MHz diproyeksi menciptakan 4,6 juta pekerjaan baru di bidang 5G dan berdampak ekonomi Rp784 triliun pada 2030.
Sebagai upaya merealisasikan prediksi itu, menurut Jhonny, pihaknya tengah membangun infrastruktur teknologi 5G secara bertahap di 13 kota. Pengalihan siaran TV analog ke digital pada November tahun ini dan alokasi frekuensi 700 MHz diharapkan juga memperluas pemanfaatan teknologi 5G.
Tidak hanya itu. Untuk memenuhi kebutuhan talenta digital nasional pada ranah penguasaan teknologi informasi dan komunikasi, Kemenkominfo meluncurkan ‘Academy Digital Talent Scholarship’ untuk 200 ribu pemuda. Program ini berupa pelatihan literasi digital.
“Penguasaan teknologi informasi dan komunikasi merupakan tulang punggung dalam pengembangan teknologi digital dalam menjawab tantangan kekinian,” paparnya.
Lewat program ini, pemerintah ingin generasi milenial mendapat pendidikan literasi digital sehingga tertarik dalam teknologi digital. Selain mengikuti pelatihan, peserta diajari keamanan siber, kecerdasan buatan, big data, komputasi awan, dan virtual reality.
”Kita berharap ibu kota negara baru kita didukung dengan teknologi metaverse, karena itu menyiapkan keseluruhan perangkat digital. Kita juga tengah membangun fiber optik sepanjang 459 ribu kilometer dan proyek pembangunan Palapa Ring,” katanya.
Jhonny menyatakan kesiapan infrastruktur digital penting karena pemulihan ekonomi pasca- pandemi Covid-19 akan bertumpu pada konektivitas digital.
“Pandemi telah menunjukkan ketergantungan pada ekonomi digital di berbagai bidang sangat tinggi. Tidak hanya di bidang kesehatan dan pendidikan, namun juga ekonomi. Sehingga di Presidency G20 kita mendorong penempatan masyarakat dalam konektivitas digital sebagai fokus utama,” katanya.
Rektor UGM Panut Mulyono mengatakan saat ini banyak pihak yang memberi perhatian pada perkembangan teknologi metaverse. Teknologi ini memungkinkan manusia melakukan berbagai aktivitas dunia nyata di ruang virtual.
“Sebagai salah satu perguruan tinggi, UGM memiliki komitmen mendukung transformasi digital dengan menyiapkan talenta SDM yang memiliki kecakapan digital yang unggul dan UGM sendiri gencar mendorong program akselerasi literasi digital,” ucapnya.