Helsinki, Gatra.com - Anggota parlemen di Finlandia memberikan suara sangat mendukung  untuk bergabung dengan NATO, pada hari Selasa sebagai pencegah terhadap agresi Rusia. Langkah ini membuka jalan bersama dengan Swedia untuk diajukan dalam beberapa hari mendatang.

Setelah debat maraton yang berlangsung satu setengah hari, sebanyak 188 dari 200 anggota parlemen memberikan suara mendukung keanggotaan NATO. Perubahan haluan dramatis dari kebijakan non-blok militer Finlandia sejak lebih dari 75 tahun.

“Malam ini, kami akan menandatangani surat lamaran untuk NATO,” kata Menteri Luar Negeri Pekka Haavisto kepada penyiar publik YLE, dikutip AFP, Selasa (17/5).

“Kemudian mungkin besok, bersama dengan Swedia, duta besar Finlandia untuk NATO akan menyerahkan surat itu kepada NATO,” katanya.

Finlandia, yang berbagi perbatasan 1.300 kilometer (800 mil) dengan Rusia, telah diguncang oleh invasi Rusia ke tetangga lain, Ukraina.

“Lingkungan keamanan kami telah berubah secara mendasar,” kata Perdana Menteri Finlandia Sanna Marin kepada parlemen pada hari Senin di awal debat.

“Satu-satunya negara yang mengancam keamanan Eropa, dan sekarang secara terbuka melancarkan perang agresi, adalah Rusia,” katanya.

Finlandia menghabiskan lebih dari satu abad sebagai bagian dari kekaisaran Rusia, sampai memperoleh kemerdekaan pada tahun 1917. Kemudian diserbu oleh Uni Soviet pada tahun 1939.

Finlandia melakukan perlawanan sengit selama Perang Musim Dingin yang berdarah, meski akhirnya dipaksa untuk menyerah, bentangan provinsi Karelia timur mereka dalam perjanjian damai dengan Moskow.

Menurut jajak pendapat publik, lebih dari tiga perempat Finlandia ingin bergabung dengan aliansi NATO, hampir tiga kali lipat sebelum perang di Ukraina dimulai pada 24 Februari.

Swedia mengumumkan niat resminya untuk mengajukan keanggotaan NATO pada hari Senin dan Menteri Luar Negeri Ann Linde menandatangani surat permohonan pada hari Selasa.