Jakarta, Gatra.com - Israel menyetujui pembangunan 4.427 rumah baru di wilayah pendudukan Tepi Barat. Anggota Komisi I DPR Sukamta mengecam tindakan Israel yang terus memperluas pembangunan di Tepi Barat di tengah eskalasi konflik Israel-Palestina yang tengah meninggi.
Langkah Israel yang leluasa melakukan kejahatan aneksasi wilayah di negara Palestina menurutnya karena tidak ada sanksi dari negara-negara yang tergabung Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Dengan itu, Israel merasa berada dalam posisi yang benar dalam setiap kebijakannya.
“Kejahatan Israel kepada Palestina terus berlangsung akibat tidak ada sanksi tegas dari PBB dan komunitas internasional. Perbedaan sikap jelas terlihat dari sanksi dunia internasional kepada Rusia. Ukraina yang disebut kawan terus di-support, Rusia sebagai penjajah diberikan beragam sanksi tegas,” ujar Sukamta.
Standar ganda negara-negara tersebut menunjukan bahwa politik dan ekonomi berada di atas kemanusiaan. “Padahal, penjajahan Israel kepada Palestina lebih lama dan lebih parah dari segi aneksasi wilayah, jumlah korban rakyat Palestina dibandingkan apa yang dialami Ukraina,” ucap politikus PKS itu.
Sukamta turut memberikan saran kepada pemerintah Indonesia dalam konflik Palestina dan posisi Indonesia dalam geopolitik dunia. Menurutnya, Indonesia sebagai negara yang menentang penjajahan di dunia perlu melakukan langkah strategis dalam jangka pendek dan jangka panjang.
“Posisi Indonesia yang kini memimpin G-20 baru menjadi good boy, penyelenggara kegiatan G-20. Indonesia belum menjadi pemimpin sesungguhnya yang bisa menekan dan mengarahkan negara-negara maju dan berkembang lainnya dalam agenda Internasional Indonesia khususnya di Palestina,” ucapnya.
Legislator asal Dapil Yogyakarta itu mendorong langkah jangka pendek agar Indonesia melakukan diplomasi untuk menekan Israel, bahkan mendorong PBB mengirimkan pasukan perdamaian ke Palestina dan memberikan sanksi tegas ke Israel. “Langkah jangka panjangnya ialah memperkuat ekonomi, teknologi dan pertahanan Indonesia agar negara-negara maju tidak meremehkan Indonesia,” Sukamta menyarankan.
Konflik Israel terus memanas ketika dunia fokus pada konflik Ukraina-Rusia. Belum lama ini, terjadi penembakan terhadap jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh oleh pasukan Israel. Bulan Ramadan lalu, warga Palestina yang sedang beribadah di masjid Al Aqsa diserbu polisi Israel menyebabkan puluhan luka-luka.