Batam, Gatra.com - Enam belas tahun. Ini bukan waktu yang sebentar bagi Indonesia untuk terus berbesar hati demi membikin 250 ribuan orang pengungsi Vietnam itu betah di Pulau Galang --- pulau di ujung Selatan yang kini menjadi bagian dari wilayah administratif Kota Batam --- Provinsi Kepulauan Riau.
Pulau seluas 250 hektar yang pada sekitar 1980 kemudian dipilih oleh The United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) menjadi tempat berkumpul para pengungsi Vietnam yang bertebaran di pulau-pulau yang ada di sekitar Natuna sekarang.
Dan selama itulah, 80 hektar dari total luas pulau tadi, menorehkan ragam cerita bagi dunia yang kemudian mengenal kawasan itu sebagai Camp Vietnam, Sinam, Galang.
Biar ragam kisah yang ada di sana terus terawat, akhir tahun lalu Badan Pengusahaan (BP) Batam menyodorkan areal yang kini masuk dalam wilayah Desa Sijantung Kecamatan Galang itu masuk dalam Memori Kolektif Bangsa (MKB) Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI); Wajah Humanisme Indonesia. Sekitar 81 arsip tekstual dan 1.298 arsip foto menjadi pelengkap.
MKB sendiri adalah arsip sejarah perjalanan bangsa yang menggambarkan identitas dan jati diri bangsa Indonesia. Sederet kementerian seperti Sekretariat Negara, Kementerian Luar Negeri dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) malah ikut menjadi pengusul.
Kemarin menjadi hari terakhir bagi Ketua Dewan Pakar MKB, Muklis Paeni, setelah dua hari mengitari lokasi yang disodorkan itu. Kepala ANRI periode 1998-2003 ditemani oleh Plt Kepala ANRI 2019-2021, M. Taufik, Pakar Media, Asep Kambali, Direktur Layanan dan Pemanfaatan ANRI, Multi Siswati, Arsiparis, Bening Tri H bersama tim Kementerian Luar Negeri yang dikomandani Budi.
Selama dua hari itu, rombongan melakukan penilaian, verifikasi arsip dan peninjauan lokasi setelah sebelumnya, tiga kali BP Batam melakukan presentasi di Jakarta. Selanjutnya, Dewan Pakar dan Sekretariat MKB akan menggelar sidang penetapan rekomendasi final. Hasilnya bakal diumumkan sebelum 18 Mei 2022 dalam kemasan malam anugerah di Jakarta.
"Mudah-mudahan hasil akhir nanti menjadi kabar gembira untuk Batam. Ini tentu akan mendorong sektor pariwisata di Batam. Insya Allah kami akan dorong juga lokasi itu menjadi Memory Of the World (MoU) UNESCO," kata Anggota Bidang Administrasi dan Keuangan BP Batam, Wahjoe Triwidijo Koentjoro. Lelaki ini yang sekaligus menyambut rombongan di ruangannya di Lantai 7 kantor BP Batam di Batam Center.
Kepala Biro Umum BP Batam, Budi Susilo menyebut, upaya penominasian Galang sebagai MKB adalah untuk mendorong penyelamatan, pelestarian, perlindungan dan peningkatan akses arsip sebagai warisan budaya yang berfungsi sebagai memori kolektif bangsa dan dunia.
"Kita berharap upaya BP Batam ini mendapat dukungan dari ANRI. Sinam Galang itu kan bukti keikutsertaan Bangsa Indonesia dalam menjaga ketertiban dunia melalui upaya penanganan dan penyelesaian krisis kemanusiaan dunia terhadap eksodus Vietnam di Indonesia," katanya.
Paeni sendiri sangat mendukung keinginan BP Batam. Sebab bagi Paeni, Galang tidak hanya sekadar lokasi pengungsian, tapi juga sebagai bukti, sejarah, bahwa Indonesia pernah menjadi bagian dari aksi solidaritas kemanusiaan bersama Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Lantaran itu pula Paeni juga sepakat kalau Galang musti disodorkan menjadi MoU.
Abdul Aziz