Istanbul, Gatra.com - Presiden Recep Tayyip Erdogan pada hari Jumat mengatakan bahwa Turki tidak memiliki "pendapat positif" tentang masuknya Finlandia dan Swedia untuk bergabung dengan NATO dan menuduh negara-negara Skandinavia itu menyembunyikan militan Kurdi yang dilarang.
“Kami tidak memiliki opini positif. Negara-negara Skandinavia seperti wisma bagi organisasi teror,” kata Erdogan kepada wartawan usai salat Jumat di Istanbul, dikutip AFP, Jumat (13/5).
Erdogan mengatakan mantan penguasa Turki sebelumnya, "membuat kesalahan" dengan memberikan lampu hijau untuk keanggotaan NATO bagi Yunani pada tahun 1952.
“Kami, sebagai Turki, tidak ingin membuat kesalahan kedua dalam masalah ini,” katanya.
Pemimpin Turki itu menuduh negara-negara Skandinavia itu sengaja melindungi anggota Partai Pekerja Kurdistan (PKK) dan Front-Front-Partai Pembebasan Rakyat Revolusioner (DHKP-C).
Setelah tetangga timurnya yang kuat menginvasi Ukraina pada 24 Februari, opini politik dan publik Finlandia perlahan secara dramatis mendukung keanggotaannya, sebagai alasan pencegah terhadap agresi Rusia.
Finlandia dan Swedia telah lama bekerja sama dengan NATO, dan diharapkan dapat bergabung dengan aliansi tersebut dengan cepat.
Anggota NATO Turki telah memasok drone tempur untuk Ukraina, namun menghindari memberikan sanksi terhadap Rusia bersama sekutu Baratnya.
Itu karena Ankara dinilai menikmati hubungan baik dengan Kiev dan Moskow. Ankara juga telah menengahi untuk mengakhiri konflik dan menawarkan menjadi tuan rumah pertemuan puncak para pemimpin kedua negara tersebut.