Brebes, Gatra.com - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Brebes, Jawa Tengah melakukan pemeriksaan di pasar hewan untuk mengantisipasi penyebaran penyakit mulut dan kaki (PMK), Jumat (13/5). Terdapat enam ekor sapi yang diduga kuat terjangkit penyakit tersebut.

Pemeriksaan dilakukan di pasar hewan Kecamatan Bumiayu. Hewan ternak sapi, kerbau dan kambing dari luar daerah yang diangkut truk dan mobil bak terbuka lebih dulu diperiksa oleh petugas sebelum masuk ke pasar. Pemeriksaan terutama dilakukan pada bagian mulut dan kaki.

Dari 936 sapi, kerbau dan kambing yang diperiksa, ada enam ekor sapi yang diduga kuat terjangkit penyakit mulut dan kaki.

"Kami menemukan ada enam ekor sapi yang terindikasi kuat terjangkit PMK karena mulutnya berliur serta ada luka di rongga mulut dan sekitar kuku," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Brebes, Ismu Subroto usai pemeriksaan.

Ismu mengungkapkan, keenam ekor sapi tersebut merupakan sapi Madura dan dibawa ke pasar hewan Bumiayu oleh seorang pedagang asal Kabupaten Banjarnegara.

"Kami langsung minta pedagangnya untuk membawa kembali enam sapi itu ke daerah asalnya," ujarnya.

Menurut dia, langkah tersebut sebagai upaya pencegahan penularan meskipun dari hasil pemeriksaan fisik masih suspek. Dia meminta agar dinas terkait di Banjarnegara untuk menindaklanjuti dengan pemeriksaan laboratorium untuk memastikannya.

"Walaupun tidak menular ke manusia, tapi penularan atau penyebaran penyakit ini sangat cepat dan bisa mematikan hewan ternak. Jadi langsung kami pulangkan ke daerah asal untuk pencegahan," tuturnya.

Menurut Ismu, pasar hewan di Brebes rawan terjadi penularan penyakit mulut dan kaki. Hal ini karena ditutupnya pasar hewan di Jawa Barat dan Jawa Timur.

"Hewan ternak dari luar daerah yang dipastikan banyak yang masuk ke Brebes karena pasar hewan di Jabar dan Jatim ditutup sehingga harus kami antisipasi," jelasnya.

Ismu mengimbau peternak dan pedagang di pasar hewan untuk mewaspadai hewan ternak yang dijual dengan harga murah karena dikhawatirkan kondisinya tidak sehat.