Batanghari, Gatra.com - Bupati Batanghari Muhammad Fadhil Arief terenyuh kala mendengar perwakilan milenial Fadhil-Bakhtiar menyanyikan penggalan lirik lagu mendiang Hermanto Butarbutar.
"Kembali ke lagu almarhum Herman tadi, milenial Fadhil-Bakhtiar tidak pernah mengenal keluh kesah. Tapi yang ada kita keluh kesah bae (saja), ngoceh ngatain Bupati. Tapi tak apa, itu akan jadi pahala saya," ucap Fadhil dari atas podium Serambi Rumah Dinas Bupati, Selasa malam.
Menurut penggila sepak bola ini, semakin banyak milenial berkeluh kesah, maka semakin banyak energi tubuh habis, semakin membeku kalbu. Fadhil ingin milenial berpikir positif agar hati milenial bersih.
"Kalau ada orang mencaci maki sayo, biarkan saja, mereka bukan level sayo. Silahkan saja dia mencaci maki saya," bergetar bibir Fadhil Arief.
Perihal tim sukses sakit hati atau tidak, kata Fadhil, bukan jadi urusannya. Pemkab Batanghari tahun ini akan membuat Kota Muara Bulian jadi tempat menarik.
"Ingat kawan-kawan semua, kalau kita memfasilitasi kawan-kawan berjualan kopi, berjualan makanan, kita harus membuat tempat itu mau didatangi orang. Ekonomi mengatakan kita harus membuat magnet ditempat itu," katanya.
Pemkab Batanghari nanti akan membuat Ruang Terbuka Hijau (RTH). Ia bilang akan ada tempat makan di tengah sawah seberang jalan Rumah Dinas Bupati. Lalu ada tempat mainan anak-anak dekat Rumah Lembaga Adat.
"Depan Kantor Camat Maro Sebo Ulu akan kita buat RTH, ada pedestarian, ada pujasera disitu. Sehingga akan jadi magnet dan kawan-kawan tinggal berusaha disitu. Kalau memang mau menjemput perubahan," ucapnya.
Fadhil mengajak semua milenial FB menempatkan diri sebagai agen perubahan, bukan penikmat perubahan. Menurut dia penikmat perubahan harus berada dalam barisan belakang setelah orang lain berbuat.
"Tapi orang yang menjemput perubahan, dia akan berusaha keras dan dia akan jadi bagian dari proses perubahan itu," kata suami Zulva bersemangat.
Apakah dengan kemenangan Pilkada berarti melakukan perubahan? Ayah empat anak ini bilang belum, karena masyarakat baru mendapatkan nahkoda, mendapatkan sopir guna melakukan perubahan Kabupaten Batanghari.
"Mobilnya belum bergerak. Untuk menggerakkan mobil itu perlu sopir yang handal. Tapi perlu orang lain karena jalan Batanghari banyak buruk. Kalau mobil sangkut perlu di dorong. Tapi kalau adik-adik milenial dorongannya ke arah belakang, tambah mundur mobil ini," ujarnya.