Batanghari, Gatra.com - Ari Daminggus (25) warga RT 04 Desa Danau Kedap, Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, Security PTPN 6 meregang nyawa gegara mengirim pesan suara WhatsApp kepada rekan kerjanya.
Pelaku penyebab hilangnya nyawa Ari Daminggus bernama Ihctyiar Komarwan alias Marwan (23) warga RT 04/02 Desa Maro Sebo, Kecamatan Jaluko, Kabupaten Muaro Jambi.
Kapolres Batanghari AKBP M Hasan dalam gelaran konferensi pers, Kamis (12/5) mengatakan, aksi pembunuhan terjadi di Pos Pondok Hujan Simpang Merk PTPN 6 Unit Usaha Batanghari AFD 2 Blok 219 Desa Petajen, Kecamatan Bajubang, Kabupaten Batanghari.
"Motif pelaku melakukan pembunuhan tersebut dilatarbelakangi sakit hati gegara korban sempat meminjam sepeda motor milik pelaku," kata Hasan didampingi Wakapolres Kompol Handres, Kasat Reskrim AKP Piet dan Kapolsek Bajubang Iptu Frans Sipayung.
Alumnus Akpol 2002 ini berujar korban mengembalikan kunci motor pelaku dengan cara dilempar. Perilaku korban rupanya bikin pelaku tersinggung dan sakit hati.
"Modus pelaku berawal dari korban menantang pelaku berduel dengan tangan kosong, namun pelaku datang menggunakan sebilah pisau yang digunakan untuk menusuk dada sebelah kiri korban hingga tembus mengenai jantung," ucapnya.
Korban dan pelaku merupakan Security PTPN 6 dan satu regu jaga malam pada Sabtu (7/5) sebelum aksi pembunuhan. Hasan bilang keduanya berangkat dinas jaga sekira pukul 19.00 WIB berboncengan menggunakan sepeda motor milik pelaku.
"Sekira pukul 22.00 WIB korban meminjam sepeda motor pelaku untuk berpatroli di kebun PTPN 6. Namun pelaku tidak diajak korban dan standby di pos jaga," kata mantan Kasubdit 2 Harda Ditreskrimum Polda Jambi.
Sekira pukul 00.00 WIB, kata Hasan, korban kembali meminjam sepeda motor pelaku guna berpatroli kebun. Sewaktu berpatroli, korban menelepon pelaku perihal adanya aksi pencurian buah kelapa sawit milik PTPN 6.
"Pencuri berjumlah beberapa orang. Selanjutnya korban kembali ke pos jaga. Sesampai ke pos jaga, pelaku mengajak korban mengejar kawanan pencuri kelapa sawit. Tapi ajakan pelaku dapat penolakan korban," ucapnya.
Kala pelaku pembunuhan akan mengejar pelaku pencurian kelapa sawit, kata Hasan, pelaku sempat meminta kunci sepeda motor miliknya yang dipinjam korban.
"Korban memberitahu bahwa kunci berada di sepeda motor. Setelah dilihat, kunci tak ada di motor miliknya. Lalu pelaku minta lagi kunci sepeda motor, tapi korban memberikan dengan cara melempar ke pelaku hingga bikin pelaku tersinggung," ujarnya.
Perilaku korban rupanya menyulut emosi pelaku hingga pelaku bilang "Aku dak senang kau buat kayak gini, jangan kau kiro aku kecik takut samo kau" (Aku tidak berkenan kamu perlakuan seperti ini, jangan kamu mengira aku kecil takut sama kamu).
"Mendengar perkataan pelaku, korban marah dan menantang pelaku sembari mengucapkan kata-kata "maksud kau apo, dak senang kau". Pelaku lalu menghindar dan pergi meninggalkan korban menuju mess Security," kata Hasan.
Saat pelaku berada di mess, pelaku mendapat pesan suara WhatsApp dari korban tentang ajakan berkelahi "kalo kau belagak nian wan, kau lepasi piso kau kito duel di sini nah, tau dak kau dak penting pake piso tu, sini kau cuma kito beduo di sini ni, kalau kau jantan jangan nak pake piso kau tu" (kalau kamu begaya sekali wan, kamu lucuti pisau kamu kita duel di sini saja, tahu tidak kamu tidak penting pakai pisau itu, kesini kamu cuma kota berdua di sini, kalau kamu lelaki jangan mau pakai pisau kamu itu).
"Usai mendengar pesan suara WhatsApp kiriman korban, pelaku mendatangi pos jaga, namun pelaku tetap membawa pisau," kata mantan Kasat Lantas Polresta Medan ini.
Setibanya di pos jaga, korban langsung memukul dan membenturkan kepala pelaku. Seketika pelaku langsung mengambil pisau yang terselip di pinggangnya dan menusuk ke bagian dada sebelah kiri korban, hingga mengakibatkan korban meninggal dunia di tempat.
"Pisau yang dibawa pelaku memang selalu dibawa pada saat dinas jaga pos selaku Security PTPN," ucapnya.