Purworejo, Gatra.com - Penganut Aboge (Ahad Rabo Wage) masih banyak yang tinggal di pesisir selatan Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, khususnya di Kecamatan Grabag. Mereka memiliki cara menghitung penanggalan tersendiri berdasar hitungan Jawa tulen (kuno).
Dalam menentukan Lebaran dan Syawalan (hari ketujuh bulan Syawal) juga berbeda dengan hitungan kalender lainnya. Desa Kertojayan, Kecamatan Grabag, warganya masih melestarikan tradisi Lebaran Aboge ini.
Mereka melaksanakan Salat Id di hari yang sama seperti pengumuman pemerintah, namun acara silaturahmi atau anjangsana ke rumah kerabat dan tetangga dilaksanakan Hari Rabu (4/5/2022). Pun dengan peringatan Syawalan atau di daerah lain disebut Lebaran Ketupat, dilaksanakan Hari Rabu (11/5/2022).
Tradisi Syawalan Aboge Desa Kertojayan dimulai dengan acara larung bunga dan syukuran potong tumpeng di pinggir laut selatan pada waktu subuh atau sekitar pukul 04.30 WIB.
"Para orang tua atau sesepuh di desa kami masih menjaga dan menjalankan tradisi syawalan. Subuh, mereka sudah datang ke laut untuk melaksanakan ritual Syawalan. Mereka bawa tumpeng ingkung biasanya dimakan di pinggiran laut, lalu dilanjutkan tabur bunga," jelas Kepala Desa Kertojayan, Tri Rapi Pangestuti saat ditemui di Pantai Kertojayan.
Tabur bunga di laut menurut kepercayaan Aboge Kertojayan sebagai tanda simbolis ungkapan rasa syukur karena telah bisa melaksanakan puasa selama bulan Ramadan serta bisa berjumpa Idulfitri. Dengan larung bunga, mereka percaya sebagai simbol permohonan warga pada Tuhan Yang Maha Esa untuk diberi kesehatan, rejeki dan panjang umur agar bisa bertemu Ramadan serta Idulfitri tahun depan.
"Para orang tua akan menggunakan kebaya dan kain jarik batik untuk pergi ke laut. Kalau zaman dulu, mereka sambil nginang (mengunyah sirih) sebagai tradisi. Makanya di tempat kami syawalan ini nanya Lebaran Nginang. Untuk yang muda biasanya lebih ke wisata, ke depan untuk nguri-uri budaya dan tradisi, prosesi Lebaran Nginang akan kami buat sebagai paket wisata," kata Tri Rapi.
Perayaan Syawalan Nginang di Desa Kertojayan sudah berlangsung puluhan tahun. Sekarang, momen tersebut dipakai oleh warga untuk sekaligus berwisata di Pantai Kertojayan.
Tak hanya Syawalan, penganut Aboge di Kertojayan juga memiliki tradisi unik di tanggal 1 Suro (Muharam) yaitu tradisi larung kepala kambing sebagai wujud syukur nelayan yang telah diberi rejeki berupa ikan yang banyak selama setahun.