Home Gaya Hidup Kasus Ayah dan Anak Gantung Diri Berhadapan, Kemensos Terjunkan Tim

Kasus Ayah dan Anak Gantung Diri Berhadapan, Kemensos Terjunkan Tim

Sragen, Gatra.com- Kasus gantung diri seorang ayah bersama anaknya di Sragen, Jateng mengundang keprihatinan pemerintah pusat. Kemensos melalui timnya mendatangi rumah duka untuk berbincang dengan keluarga, Selasa (10/5).

Dalam kesempatan berdialog dengan keluarga, hadir Dirjen Kemensos Kania Ekasanti dan Plt Kepala Dinsos Sragen Cosmas Edwi Yunanto. Mereka didampingi Camat Gondang Guntur Riyadi dan Ketua Rw Grasak Bambang Widjo Purwanto. Mereka menemui Livi (11), putri sulung almarhum Arifin.

Sang ayah bunuh diri dengan cara menjerat lehernya bersama putri bungsunya yang masih berusia lima tahun bernama Saqilla Love Afilah Sungkar pada Jumat (6/5). Di rumah duka Dukuh Grasak RT 43, Gondang, Livi didampingi bibinya menemui para tamu. Pertemuan itu digelar secara tertutup tanpa boleh diliput para pewarta.

Berita bunuh diri tersebut beredar secara viral usai diwartakan awak media. Kisah tragisnya membuat Kemensos butuh mengorek informasi dan assesement terhadap keluarga yang ditinggalkan.

Sepanjang assesment, Dirjen terlihat banyak menanyai Livi seputar kejadian itu dan bantuan apa saja yang dibutuhkan. PLT Kepala Dinas Sosial Kabupaten Sragen, Cosmas Edwi Yunanto mengatakan kedatangan tim Ditjen Resos Anak Kemensos itu dalam rangka melakukan kroscek ke keluarga pasca kejadian bunuh diri bapak anak di Grasak, Gondang.

"Karena viral kasus bunuh dirinya. Akhirnya Kemensos menerjunkan Bu Dirjen dan timnya hari ini," paparnya di sela kunjungan.

Assesment dilakukan untuk mengetahui bagaimana penanganan psikologis Livi serta jaminan masa depannya. "Nanti Pemkab Sragen dan Kemensos akan mengawal bersama. Kira-kira program apa yang harus dilakukan. Sebab korban masih punya satu anak dan harus ada jaminan bagaimana kelangsungan hidupnya dan masa depannya," urai Cosmas.

Ketua RW 43, Bambang Widjo Purwanto menyampaikan kondisi ekonomi almarhum memang tergolong tidak mampu. Hal itu ditengarai menjadi pemicu korban bunuh diri bersama anak bungsunya.

"Dulu dia tergolong mampu tapi kemudian dampak pandemi membuat ekonominya porak poranda. Anak sulungnya ini yang harus mendapat perhatian karena masih kecil dan masa depannya harus diselamatkan," urainya.

Bambang berharap pemerintah bisa memfasilitasi kepulangan sang ibu, yang saat ini masih bekerja sebagai TKW di Singapura. Lalu menjamin penghidupan keluarga korban yang masih tersisa.

Sebagaimana diberitakan, ayah dan anak balita asal Sragen ditemukan tewas gantung di rumahnya. Tertoreh wasiat korban agar tubuh mereka tidak diautopsi. Lalu supaya dimakamkan berdekatan.

1563