Home Internasional Marcos Menang, Marcos Didemo

Marcos Menang, Marcos Didemo

Manila, Gatra.com - Ferdinand Marcos Jr, putra pasangan mantan diktator korup paling kontroversial Filipina Ferdinand Marcos dan Imelda, menang telak dalam pemilihan Presiden Filipina mengalahkan Leni Robredo.

Marcos Junior, yang lebih dikenal dengan nama Bongbong, menjadi kandidat pertama dalam sejarah yang memenangkan suara mayoritas dalam Pilpres Filipina, meraih sebanyak 29,9 juta suara, melebihi 27,5 juta suara yang diperlukan untuk meraih suara mayoritas.

Kemenangannya ini menandakan sebuah kemunculan kembali yang cukup mengejutkan, dari seorang anak diktator yang telah digulingkan beberapa dekade silam.

Marcos dibawa keluarganya mengasingkan diri ke Hawaii pada tahun 1986 setelah ayahnya digulingkan gerakan “people power” yang menandai berakhirnya 20 tahun pemerintahan Marcos Senior selama 20 tahun. Bongbong kemudian kembali ke negaranya tahun 1991 dan menjadi anggota kongres dan senat.

Hanya saja kemenangannya ini tidak disambut baik oleh pasar saham, yang jatuh 3% pada hari Selasa (10/5). “Investor akan melihat bagaimana tim ekonomi presiden baru,” ujar Jonathan Ravelas, analis pasar di BDO Unibank Manila.

Sebaliknya, Peso malah menguat 0,4% terhadap Dollar Amerika.

Tak hanya pasar saham, pendukung Robredo juga melancarkan amarahnya dengan kemenangan Marcos Jr. Mereka melihat kemenangan Marcos Jr adalah upaya berani yang dilakukan oleh keluarga mantan penguasa Filipina itu lewat media sosial dengan membuat kembali narasi mengenai sejarah saat Marcos Sr berkuasa.

Dari ribuan penentang itu banyak yang menderita karena menjadi korban kebrutalan kepemimpinan Marcos dari 1972-1981 dan nama Marcos kemudian menjadi identik dengan penjarahan uang rakyat, kroniisme dan kehidupan bermewah-mewah dengan jutaan dollar uang negara.

Keluarga Marcos menolak semua tuduhan tersebut dan kini di era baru, para pendukungnya yang banyak terdiri dari bloger dan influencer medsos, gemcar mengkampanyekan bahwa sejarah masa lalu sudah didistorsi,

Kelompok pemerhati hak asasi manusia Karapatan meminta agar rakyat Filipina menolak kepemimpinan Marcos sebagai Presiden Filipina, dengan mengatakan bahwa kepemimpinan Marcos dibangun di atas kebohongan dan kebohongan informasi untuk mengharumkan kembali nama Marcos yang imejnya sudah buruk.

 

121