Banyumas, Gatra.com – Harga minyak goreng curah di Banyumas, Jawa Tengah turun cukup signifikan seturut kebijakan larangan ekspor minyak goreng dan bahan bakunya.
Terhitung sejak akhir Ramadan hingga saat ini, penurunan harga mencapai kisaran Rp3.500 per kilogram.
Pemilik toko kelontong di Lumbir, Banyumas Nanik Ratna mengatakan pada pertengahan puasa, harga minyak curah mencapai Rp21.500 per kilogram. Namun, mendekati lebaran harga justru turun per Rp1.000 sehingga saat lebaran bisa diecer dengan harga Rp19.000 – Rp19.500 per kilogram.
“Sekitar pertengahan puasa, harganya sekitar Rp21.500 per kilogram. Kemudian mendekati lebaran itu justru turun, kira-kira satu liternya itu turun (per seribu), bisa diecer dengan harga kisaran Rp19.500 sampai Rp19.000,” katanya.
Kata dia, penurunan kembali terjadi setelah lebaran, dan kini diecer dengan harga Rp18.000 – Rp18.500 per kilogram.
“Ini malah mengalami penurunan lagi, sekitar Rp.1000 juga. Jadi sekarang bisa diecer dengan harga Rp18.000 – Rp18.500,” kata Nanik.
Menurut Nanik, penurunan harga ini disebabkan makin banyaknya stok minyak di pasaran. Kebijakan pelarangan ekspor membuat harga minyak goreng turun meski secara bertahap.
Berbeda dengan minyak curah yang harganya terus turun, harga minyak goreng kemasan eceran cenderung stabil dan tetap tinggi. Sama seperti pada pertengahan Ramadan, harga minyak goreng kemasan 1 liter Rp25.500.
Sementara, harga minyak kemasan 900 mililiter Rp24.500 dan 800 mililiter Rp23.500. Hingga saat ini belum terjadi penurunan harga minyak goreng kemasan di tingkat pengecer.