Timor Leste, Gatra.com - Presiden terpilih Timor Leste Jose Ramos Horta menegaskan tidak akan menutup organisasi bela diri pencak silat peninggalan Indonesia seperti Perisai Diri ( PD), Setia Hati Terate ( SHT ), Kera Sakti dan lainnya.
“Saya akan memenuhi janji kampanye saya . Tidak akan membubarkan, menutup olah raga bela diri di Timor Leste, khususnya pencak silat peninggalan Indonesia. Saya harap organisasi bela diri juga nantinya akan berkontribuasi untuk perdamaian dan stabilitas dalam negeri ,” kata Horta, Sabtu ( 7/5).
Organisasi bela diri, pencak silat, jelas Horta selama ini belum terdaftar di Komite Olahraga Timor Leste. Namun hal ini akan diupayakan melalui Menteri Olahraga untuk mengakomidir perguruan –perguruan pencak silat tersebut.
“Kedepan kami akan mengakomodir mereka masuk dalam komite olahraga negara. Dengan cacatan mereka harus ikut berkontribusi untuk negara antaranya stabilitas dan asas kedamaian ,” jelas Horta.
Pertimbangannya lanjut Horta, organisasi seni beladiri sesungguhnya merupakan aset bangsa dan negara. “Karena itu kami akan memberi kebebasan untuk tumbuh dan berkembang ,” katanya.
Jika satu atau dua orang terlibat dalam suatu kasus, lanjut Horta cukup tangkap saja anggota organisasi yang terlibat. Bukan menangkap semua anggota organisasi bela diri tersebut.
“Yang terjadi belakangan ini anggota bela diri, khususnya perguruan pencak silat hampir tidak diberi kebebasan untuk tumbuh dan berkembang. Karena itu nantinya, kami akan beri kebebasan untuk berkembang, memberikan kontribusi kestabilan negara ,’ katanya.
“Saya minta semua anggota organisasi beladiri untuk bekerjasama dengan polisi yang bertugas di desa.Ini untuk membantu memberikan kestabilan keamanan dalam negeri dan tidak ada orang yang takut untuk jalan-jalan waktu malam hari,” tambah Horta.
Vicente Railos warga Distrik Liquisa mengapresiasi kebijakan Horta untuk tidak menutup organisasi beladiri pencak silat. “ Kami apresiasi dan berterima kasih kepada Jose Ramos Horta yang memberi kebebasan untuk perguruan pencak silat di Timor Leste untuk tumbuh dan berkembang ,” kata Vicente , yang juga salah satu pesilat Setia Hati Terate ini.
Seperti diberitakan Gatra.com tahun 2021 lalu, demi untuk mengikuti ujian naik tingkat, sebanyak 1200 anggota, pesilat perguruan Setia Hati Terate Timor Leste berangkat ke Timor Barat, NTT masuk lewat jalan tikus. Mereka kemudian ditangkap tim gabungan, TNI, Polri dan Imigrasi Indonesia dan di deportasi kembali ke Timor Leste.