Moskow, Gatra.com - Rusia mengatakan pada hari Rabu bahwa pasukannya telah melakukan simulasi serangan rudal nuklir, di kantong barat Kaliningrad di perbatasan dengan Uni Eropa (UE).
Pengumuman itu diungkapkan menandai hari ke-70 aksi militer Moskow di negara pro-Barat, dengan ribuan orang tewas dan lebih dari 13 juta orang telah mengungsi.
Setelah mengirim pasukan ke Ukraina pada akhir Februari, Presiden Rusia Vladimir Putin telah membuat ancaman terselubung tentang kesediaan Rusia untuk menyebarkan senjata nuklir taktis.
Kementerian pertahanan dalam sebuah pernyataan menyebut bahwa selama latihan perang pada hari Rabu, Rusia mempraktikkan "peluncuran elektronik" sistem rudal balistik bergerak Iskander yang berkemampuan nuklir di dekat perbatasan Rusia dengan anggota UE, yakni di Lithuania dan Polandia.
“Pasukan Rusia mempraktikkan serangan tunggal dan ganda pada target yang meniru sistem rudal, lapangan udara, infrastruktur pertahanan, peralatan militer, dan pos komando,” menurut pernyataan itu, dikutip kantor berita Tass, Kamis (5/5).
Unit-unit yang terlibat dalam simulasi "tindakan dalam kondisi radiasi dan kontaminasi bahan kimia."
Lebih dari 100 prajurit ikut serta dalam latihan tersebut.
Rusia menempatkan pasukan nuklir dalam siaga tinggi tak lama setelah dimulainya invasi ke Ukraina.
Putin telah memperingatkan pembalasan "secepat kilat" jika Barat secara langsung campur tangan dalam konflik Ukraina.
Dalam beberapa hari terakhir, media milik negara Rusia telah berusaha mempengaruhi publik jika penggunaan senjata nuklir tidak beresiko.
"Selama dua minggu sekarang, kami telah mendengar dari layar televisi kami bahwa silo nuklir harus dibuka," kata editor surat kabar Rusia, dan peraih Nobel Perdamaian Dmitry Muratov, pada Selasa (3/5).