Jakarta, Gatra.com – Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah mendeklarasikan bahwa kemunculan penyakit hepatitis akut yang belum diketahui penyebab atau etiologinya (acute hepatitis of unknown aetiology) sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) pada pertengahan April 2022 lalu.
Hingga awal Mei 2022, WHO sudah mencatat sebanyak 169 kasus hepatitis akut ini. Mayoritas dari kasus-kasus tersebut datang dari negara-negara Eropa dan Amerika Serikat. Indonesia pun sudah mencatat tiga kasus meninggal dunia akibat penyakit misterius tersebut.
Menurut catatan WHO, anak-anak berusia 6 bulan hingga 16 tahun adalah korbannya. Kementerian Kesehatan RI juga melaporkan bahwa tiga pasien yang meninggal dunia di Jakarta adalah anak-anak walau tak merinci usianya.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merilis publikasi yang berisi cara-cara pencegahan agar masyarakat, terutama anak-anak, tidak terjangkiti penyakit misterius ini. Pencegahan paling utama menurut IDAI adalah tetap tenang, tetapi juga tetap berhati-hati di saat yang bersamaan.
Sementara untuk mencegah infeksi, IDAI menyarankan agar kebiasaan mencuci tangan yang telah menjadi lazim dua tahun belakangan ini akibat pandemi Covid-19 tetap dipertahankan. Begitu juga kebiasaan memakai masker dan menjaga jarak.
Selain itu, IDAI juga mendorong agar masyarakat dan anak-anak meminum air bersih yang matang, memakan makanan yang bersih dan betul-betul matang, membuang tinja dan atau popok sekali pakai pada tempatnya, dan menggunakan alat makan sendiri-sendiri.
IDAI juga menyarankan masyarakat, terutama para orang tua, untuk mendeteksi secara dini jika menemukan anak-anak dengan gejala-gejala seperti kuning, mual atau muntah, diare, nyeri perut, penurunan kesadaran atau kejang, lesu, demam tinggi.
Apabila melihat gejala-gejala tersebut muncul pada anak-anak, IDAI menyarankan agar para orang tua segera melaporkan dan memeriksakan anak-anaknya ke fasilitas layanan kesehatan terdekat.
Pihak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI juga memberi imbauan kepada masyarakat luas untuk meminimalisir infeksi penyakit misterius ini sembari terus mengupayakan investigasi epidemiologi lebih lanjut untuk mengetahui penyebab utama munculnya penyakit ini.
“Selama masa investigasi, kami mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dan tetap tenang. Lakukan tindakan pencegahan seperti mencuci tangan, memastikan makanan dalam keadaan matang dan bersih, tidak bergantian alat makan, menghindari kontak dengan orang sakit, serta tetap melaksanakan protokol kesehatan,” kata Juru Bicara Kemenkes, dr. Siti Nadia Tarmizi, seperti dilansir laman resmi Kemenkes.