Home Gaya Hidup Mendes Minta Warga Desa Tak Terpengaruh Ajakan ke Kota

Mendes Minta Warga Desa Tak Terpengaruh Ajakan ke Kota

Bantul, Gatra.com – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar berpesan agar warga desa tidak terpengaruh ajakan ke kota. Kehidupan desa sekarang ini, kata dia, jauh lebih sejahtera, lebih nyaman, dan lebih bahagia.

“Dinamika kependudukan hampir di semua desa tinggi. Terutama habis Lebaran, tradisi mudik dari berbagai kota besar menghasilkan setiap akhir Lebaran warga desa berkurang. Penduduk desa terus alami penurunan karena pindah ke kota,” kata Halim di Kecamatan Dlingo, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu (27/4).

Mendes menegaskan desa sekarang ini mengalami perkembangan yang sangat luar biasa. Kehidupan desa jauh lebih nyaman, lebih sejahtera, dan lebih bahagia dibandingkan kota.

“Karena itu, (warga desa) jangan mudah tergiur dan terbuai janji-janji, pamer-pamer yang belum tentu benar bisa terwujud. Intinya enggak usah terpengaruh dengan ajakan ke kota. Kita bangun desa untuk lebih sejahtera,” pesannya.

Keberhasilan desa memajukan wilayahnya menurut Halim tidak terlepas dari data lengkap desa yang disajikan dalam Sustainable Development Goals (SDGs) pembangunan desa.

Kehadiran data berbagai hal seperti kependudukan, pendidikan, kemiskinan, dan berbagai data lain membuat pemangku kepentingan desa bisa melakukan evaluasi atas kekurangan dan arah pembangunan wilayahnya.

Data dalam SDGs sudah berbicara mengenai potensi desa hingga tingkat RT. Data kependudukan warga bahkan sangat detail per nama dan alamat.

“SDGs menjadi kebutuhan desa sekarang ini. Karena mampu memetakan mengenai masalah dan potensi yang bisa dieksplorasi maksimal sebuah desa. Data yang disajikan bersifat mikro dan terbuka untuk umum,” kata Halim usai pembacaan dan pemanfaatan SDGs Desa di Muntuk, Dlingo.

Menurut Halim, saat ini semua desa di Indonesia sudah menyusun data untuk SDGs. Namun untuk pembacaan dan pemanfaatannya belum banyak desa yang bisa melakukan.

Dua desa di Bantul yaitu Desa Muntuk dan Desa Segoroyoso di Kecamatan Pleret dinilai bisa melakukan pembacaan data SDGs kendati belum bisa maksimal dalam pemanfaatan. Pembacaan yang benar ini dipastikan berpengaruh pada kebutuhan arah pembangunan desa.

“Yang perlu saya tegaskan, data SDGs yang berasal dari desa, oleh desa, dan untuk desa jangan lupa untuk terus diperbarui. Jangan sampai nanti saat ditanya mengenai jumlah penduduk, kepala desa menjawab dengan angka kira-kira. Ini tidak manusiawi,” katanya.

Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengatakan dari 75 desa di Bantul sebanyak 65 desa sudah berstatus desa mandiri dan telah menyusun data SDGs. Sedangkan 10 desa lainnya masih berstatus desa maju dan sedang menyusun data SDGs desa.

“Mempercepat pembangunan di desa, kami mulai dari pemberdayaan masyarakat berbasis pedusunan. Mulai tahun ini setiap dusun mendapat bantuan Rp50 juta setahun. Dengan jumlah 933 dusun, total anggaran yang digelontorkan sebesar Rp46,5 miliar,” kata Bupati Halim.

36