Jakarta, Gatra.com- Menyusul laporan kejadian well kick di Pad T saat lakukan kegiatan pengeboran pada hari Minggu (24/4), PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP) menyampaikan hal-hal terkait penanganan terhadap semburan lumpur dan penanggulangan dampak yang terjadi dimana delapan belas orang telah diperbolehkan pulang dari RSUD Panyabungan, Mandailing Natal. Sedangkan tiga pasien dengan kondisi stabil masih dalam penanganan oleh tim medis.
"SMGP berkomitmen untuk selalu memberikan dukungan kepada masyarakat termasuk memberikan bantuan kesehatan bagi masyarakat setempat," kata Head of Corporate Communications PT Sorik Marapi Geothermal Power, Yani Siskartika dalam keterangan tertulisnya, Rabu (27/4).
Ia menjelaskan bahwa penanganan dan pengamanan sumur T-12 terus dilanjutkan untuk memastikan sumur benar-benar dalam keadaan aman dan menghilangkan potensi well kick. "Untuk itu, SMGP mohon bantuan dan dukungan dari Pemda dan masyarakat untuk memberi kami waktu dalam melakukan penanganan lanjutan untuk keamanan masyarakat, pekerja serta lingkungan," jelas Yani.
Untuk sementara, SMGP menghentikan kegiatan pengeboran dan uji alir sumur. Saat ini, tim Direktorat Jenderal EBTKE Kementerian ESDM bekerja sama dengan tim SMGP dan POLDA Sumatera Utara sedang melakukan investigasi untuk mencari penyebab utama dari well kick.
"SMGP akan selalu mengutamakan keselamatan warga dan pekerja. Terkait dampak langsung akibat dari semburan lumpur, SMGP bertanggung jawab dan terus melakukan langkah-langkah penanggulangan dengan bekerja sama dengan masyarakat," jelas Yani.
Yani mengatakan bahwa SMGP juga menyesalkan insiden pemukulan dan penjarahan oleh oknum warga yang terjadi tanggal 24 April 2022 di lokasi proyeknya yang membahayakan pekerjanya. "Juga berdampak pada jadwal operasi komersial yang telah ditetapkan. Karena itu SMGP mengecam segala tindakan dan perilaku kekerasan tersebut," pungkas dia.