Semarang, Gatra.com- Rusaknya negara karena dipicu adanya praktik money politic, suap menyuap serta transaksi 'wani piro' dalam mengambil setiap kebijakan.
Demikian dikatan dai asal Makasar ustaz Das'ad Latif dalam pengajian di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) di Jalan Gajah Raya, Selasa 26 April 2022.
Menurut Das’ad Latif adanya praktik money politic, suap menyuap, dan transaksi 'wani piro' tersebut tak lepas dari akal jahat seberapa besar keuntungan materi yang didapatkan. “Kalau sudah begini maka akan rusak dan hancurlah negara,” katanya.
Hal ini, lanjut Das’ad Latif tidak akan terjadi jika masyarakat benar-benar memahami, mendalami, dan melaksanakan Islam secara kafah, menyeluruh tidak boleh sepotong-potong atau setengah-setengah.
Islam telah mengajarkan kepada ummat untuk memahami Alquran dengan baik dan benar sehingga kalau bisa memahaminya pasti yang dilakukan, tepat sasaran.
“Pemimpin ya melaksanakan kepemimpinannya dengan amanah. Masyarakat ya melaksanakan ketentuan perundang-undangan dengan benar,” ujarnya.
Selain itu, prosesnya pun tidak menggunakan cara-cara yang salah seperti money politic, dan sebagainya. Sebab kalau prosesnya sudah 'wani piro', otomatis langkah berikutnya serba transaksional berdasarkan untung rugi.
Untuk mencegah dari perbuatan mungkar sambung Das'ad Latif kuncinya adalah melaksanakan shalat lima waktu.
Namun, bila sudah melaksanakan shalat lima waktu tapi masih saja berbuat jahat serta melanggar norma-norma kesusilaan berarti ada yang salah dalam shalatnya.
“Sudah melaksanakan shalat wajib dan sunah, tapi kok ya masih saja berbuat maksiat, suka menyakiti perasaan orang, dan korupsi. Nah, itu pasti ada yang salah dengan shalatnya. Perlu diperbaiki,” ujarnya.
Sementara, KH Hanief Ismail, Lc mewakili Badan Pengelola MAJT menyatakan kegiatan pengajian Das'ad Latif sebagai rangkaian kegiatan Ramadhan 1443 Hijriah.
KH Hanief berharap kegiatan pengajian ini bisa semakin membukakan hati agar lebih jernih dalam melihat semua permasalahan.
"Kami berharap kehadiran ustadz Das'ad Latif bisa menjadikan kita semua semakin mencintai NKRI sehingga negara selalu dalam keadaan aman dan nyaman. Menempatkan ummat Islam yang wasathoniyah, berada di tengah-tengah, karena tempat itulah tempat yang paling baik sebagaimana disabdakan Nabi Muhammad,” ujarnya.