New York, Gatra.com - Elon Musk mencapai kesepakatan untuk membeli Twitter Inc (TWTR.N) seharga USD44 miliar atau setara Rp635 triliun pada Senin (25/4). Pembelian ini menjadi momen penting bagi perusahaan yang telah berusia 16 tahun itu.
Twitter yang dihuni oleh jutaan orang dari berbagai negara telah muncul sebagai salah media paling berpengaruh di dunia dan sekarang terus bertahan dalam menghadapi serangkaian tantangan.
Sebelumnya, Elon sempat mengkritik moderasi Twitter. Ia menyatakan bahwa dirinya berpegang teguh pada kebebasan berbicara. Sempat melontarkan pernyataan bahwa algoritma Twitter selayaknya untuk memprioritaskan tweet yang bersifat publik, ia pun mengkritik terlalu banyak pemberian keistimwaan pada layanan perusahaan yang beriklan di platform tersebut.
CEO SpaceX ini menegaskan bahwa langkahnya membeli Twitter didasari oleh prinsip kebebasan berbicara dan demokrasi. Dirinya berjanji akan membawa sejumlah perbaikan terhadap Twitter bagi para penggunanya.
"Saya juga ingin membuat Twitter lebih baik dari sebelumnya dengan meningkatkan produk dengan fitur-fitur baru, membuat algoritma open source untuk meningkatkan kepercayaan, mengalahkan bot spam, dan mengautentikasi semua manusia," katanya dilansir dari Reuters, Selasa (26/4).
"Twitter memiliki potensi luar biasa. Saya berharap dapat bekerja sama dengan perusahaan dan komunitas pengguna," tambahnya lagi.
Saham Twitter naik 5,7% pada Senin, ditutup pada USD51,70. Kesepakatan itu mewakili hampir 40% premi dari harga penutupan sehari sebelum Musk mengungkapkan bahwa dia telah membeli lebih dari 9% saham.
Langkahnya ini melanjutkan tradisi kontrol pembelian miliarder atas platform media yang berpengaruh, termasuk akuisisi Washington Post tahun 2013 oleh Jeff Bezos.
Elon, yang memiliki kekayaan USD268 miliar menurut Forbes, mengatakan dia tidak terlalu peduli terkait nilai ekonomi Twitter.
“Memiliki platform publik yang dapat dipercaya secara maksimal dan inklusif secara luas sangat penting bagi masa depan peradaban. Saya sama sekali tidak peduli terkait manfaat ekonominya,” katanya.
CEO perusahaan mobil listrik Tesla Inc (TSLA.O) dan perusahaan kedirgantaraan SpaceX. Belum jelas berapa banyak waktu yang akan dia curahkan dan lakukan untuk Twitter.
"Setelah kesepakatan dicapai kami tidak tahu ke mana arah platform ini," kata kepala eksekutif Twitter, Parag Agrawal.
Meskipun Twitter hanya sekitar sepersepuluh dari ukuran platform media sosial yang jauh lebih besar seperti Facebook Meta Platforms Inc (FB.O), Twitter disebut memiliki dampak besar bagi peredaran informasi dunia. Twitter ditengarai berpengaruh dalam mendorong terjadinya gelombang Arab Spring di Timur Tengah dan dituduh memainkan peran dalam penyerbuan US Capitol pada 6 Januari 2021.
Setelah Twitter memblokir Donald Trump lantaran kekhawatiran terkait hasutan tindak kekerasan setelah serangan US Capitol oleh para pendukungnya, Elon membuat cuitan yang mengkritik keputusan itu. "Banyak orang akan sangat tidak senang dengan teknologi tinggi West Coast sebagai wasit dalam kebebasan berbicara." ujarnya.
Trump, yang perusahaannya sedang membangun saingan Twitter bernama Truth Social, menegaskan bahwa dirinya tidak akan kembali ke Twitter.
Sementara itu, Gedung Putih menolak untuk mengomentari pembelian twitter oleh Musk. Hanya saja, telah sejak lama Presiden Joe Biden mengatakan tentang kekhawatiranya soal kekuatan platform media sosial.
"Kekhawatiran kami bukanlah hal baru," kata juru bicara Gedung Putih Jen Psaki, seraya menambahkan bahwa platform tersebut perlu dimintai pertanggungjawaban.
"Presiden telah lama berbicara tentang keprihatinannya tentang kekuatan platform media sosial, termasuk Twitter dan lainnya, untuk menyebarkan informasi yang salah." ujar Psaki.