Pekanbaru,Gatra.com - Kebijakan Presiden Joko Widodo melarang ekspor minyak goreng sawit (MGS) beserta bahan bakunya, membuat harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit jatuh.
Ketua DPP Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO), Gulat Medali Emas Manurung, mengungkapkan rontoknya harga tersebut dilatari oleh spekulan TBS maupun minyak sawit atau CPO.
"Ini merupakan ulah spekulan, yang mencari untung pasca pidato Pak Jokowi. Ya benar, spekulan TBS dan spekulan CPO sudah bermain dengan menyebarkan pesan WhatsApp pembelian TBS Petani untuk hari ini dan besok dengan harga yang sangat rendah," paparnya kepada Gatra.com, Senin (25/4).
Dikatakan Gulat, dari hasil pantauanya bersama 22 DPW APKASINDO se-Indonesia, diketahui hampir semua Pabrik Kelapa Sawit (PKS) sudah menurunkan pembelian TBS petani sekitar 20-40%. Beberapa PKS bahkan sudah membuat pengumuman bahwa untuk beberapa hari kedepan tidak menerima TBS.
"Ketika kami tanyakan ke beberapa PKS yang akan tutup tersebut, alasan para Manager PKS tersebut hampir sama yaitu takut CPO produksi mereka tidak ada yang membeli dan tanki akan penuh atau kalaupun ada yang membeli dengan harga jauh di bawah modal belanja TBS," jelas Gulat.
Lebih lanjut, Gulat menuturkan bahwa pihak berwenang harus bisa merespon hal ini, lantaran pascapidato Jokowi tersebut belum diikuti Peraturan Menteri sebagai tindaklanjut aturan. Oleh sebab itu, jelas Gulat, ulah spekulan tersebut tidak bisa dibiarkan.
"Sekali lagi saya tegaskan regulasi yang mengatur moratorium eksport MGS dan Bahan baku MGS tersebut belum terbit. Jangan curi start menekan harga TBS Petani," tegasnya.
Selain mengeluhkan ulah spekulan, APKASINDO juga berharap agar kebijakan larangan ekspor tersebut tidak ditujukan untuk MGS curah melainkan MGS olein. Pasalnya MGS curah memainkan peran vital bagi 16 juta petani sawit.
Sebagai informasi, MGS olein merupakan produk turunan dari minyak sawit. Untuk memperoleh minyak ini maka perlu mengestrak minyak sawit. Artinya diperlukan upaya lebih lanjut dibandingkan hanya sekedar memperoleh minyak sawit. Oleh sebab itu pemain pada industri ini lebih sedikit dibandingkan pelaku usaha yang hanya memproduksi minyak sawit.
"Jadi gak ada pilihan obatnya ada dua, pertama di para produsen MGS dan PKS, kedua hanya MGS olein yang dilarang eksport," ucapnya.
Diketahui, Presiden Jokowi pada Jumat (22/4) telah mengumumkan pemerintah melarang ekspor bahan baku minyak goreng dan minyak goreng, mulai Kamis, 28 April 2022 sampai batas waktu yang akan ditentukan kemudian.