Wembley, Gatra.com- Jika Stadion Wembley memiliki atap, pukulan uppercut dahsyat yang dilesakkan Tyson Fury dan hampir memenggal kepala Dillian Whyte akan mengangkatnya ke langit malam dan menabrakkannya. Daily Mail, 23/4.
Penonton tinju Inggris yang memecahkan rekor, hingga 94.000, menghela napas diam-diam. Pukulan itu tidak dipercaya hingga meledak untuk menjadi salah satu knock-out paling eksplosif yang pernah disaksikan di negara ini.
Banyak orang puas karena menjadi saksi tinju kelas master yang mencapai klimaks dengan ledakan kekuatan yang menghancurkan. Kejadian itu tepat di Indonesia memasuki waktu imsak atau habis makan sahur.
Dengan itu, Fury memenuhi janjinya untuk menggabungkan seni bertinju dengan naluri membunuhnya yang baru saja diasahnya. Setelah lima ronde, dia membuktikan dirinya sebagai petinju kelas berat paling berprestasi di generasinya, dia mendemonstrasikan kekuatan kehebatan di sxth..
Apakah dia akan menunaikan janjinya pada istrinya untuk pensiun? Dia harus tahu bahwa jika dia menunda janji itu, capaian tertinggi menjadi juara dunia tinju tak terbantahkan ada dalam genggamannya. Itu segera bisa dia wujudkan setelah pertandingan ulang Joshua dan Usyk. Dia diyakini bisa mengeliminiasi Joshua atay Usyk/
Hampir 100.000 penggemar memadati stadion Wembley. Ribuan lainnya membanjiri bar dan klub di luar untuk menyaksikan siaran langsung. Mereka tetap tertib di tengah kemacetan jalan-jalan di sekitar Wembley yang memaksa sebagian besar masyarakat mencari sarana transportasi alternatif.
Ini pertarungan pertama Fury di Inggris setelah sekitar tiga tahun menghabiskan waktu di Amerika dan menaklukkan dunia kelas berat yang menjadi magnet olaharaga tinju.
Jarang ada momen yang membosankan dengan Fury. Mereka melihat tayafongan foto-foto meraung Fury saat kedatangannya di Wembley menghiasi layar raksasa. Hampir tidak ada gemuruh saat kamera menyorot Whyte di sepanjang koridor, meskipun bukan karena kurangnya rasa hormat.
Perjalanan Brixton Body Snatcher -julukan Whyte- ke puncak ini sama pentingnya dengan perjalanan Fury, meskipun karakternya berbeda, dan Raja telah menyatakan dia sebagai subjek yang layak. Bukannya Whyte menghadapi orang yang sama berbahayanya dengan Deontay Wilder, pemukul dinamit yang dia kalahkan dalam epik trilogi.
Pertarungan dimulai dengan Fury di atas, saat dia membuka dengan pukulan kiri ortodoks - bukan posisi kidal yang dia iklankan. Sementara Whyte membidik tubuh, tetapi Fury memulai dengan trio hook di kepala, saat ia mengambil apa yang merupakan ronde pembukaan yang cukup memikat.
Ronde kedua melihat Fury datang dengan kidal, jadi Whtye beralih ke ortodoks. Fury beralih ke memimpin kiri untuk membuat pukulan ke kanan yang brutal. Ronde ketiga hampir sama, dengan Whyte berkelahi, menempel dan terus dipukuli ketika menjauh.
Whyte tersungkur dan terluka parah, dan meskipun entah bagaimana bangkit, wasit Mark Lyson dengan tepat menepisnya
Ronde kelima melihat Fury mulai membuka tubuh dan kepalanya, mengklaim putaran terbesarnya dalam kontes sejauh ini. Di ronde keenam, yang terbukti menjadi ronde terakhir, Fury tertawa terbahak-bahak saat dia membalikkan Whyte ke tali. Namun, itu bukan bahan tertawaan, karena dia kemudian menghancurkannya dengan pukulan.
Whyte bangkit dengan mabuk, Lyson tidak punya pilihan selain menghentikannya karena efek tertunda dari ledakan dahsyat itu membuatnya terhuyung jatuh ke tali.