Palembang, Gatra.com – Dewan Pengurus Pusat (DPP) Sarekat Hijau Indonesia (SHI) memandang pentingnya membangkitkan jiwa kritis terhadap generasi Z, di tengah krisis iklim yang melanda negeri ini melalui pelatihan kepemimpinan di bidang politik ekologi (lingkungan), Jumat (22/4).
Ketua Umum DPP SHI, Ade Indriani Zuchri mengatakan, ‘Green Leadership Training’ dan Dialog Publik bertajuk ‘Peran Pemuda Dalam Mewujudkan Ecological Citizenship di Era 5.0’ di Hari Bumi ini menggerkkan para generasi muda memahami esensi dari perubahan iklim dampak dari sikap eksploitatif terhadap sumber daya alam (SDA) oleh pemerintah dengan kebijakannya yang tidak ramah lingkungan.
“Momentum Hari Bumi yang jatuh dibulan penuh berkah (ramadan) ini, untuk merefleksikan perubahan iklim yang mengancam keberlangsung alam khususnya Indonesia, maupun di belahan negara berkembang,” kata Ade kepada Gatra.com.
Ia berharap, melalui pelatihan kepemimpinan yang digelarnya tersebut, peserta akan memiliki solusi mengatasi kerusakan iklim dengan membentuk kesadaran untuk bersatu, berserikat, dan melawan segala motif kejahatan terhadap lingkungan yang begitu masif. Kampanye lingkungan tersebut menyodorkan aspirasi kepada negara agar mengembalikan integritas pemerintah, dan mengimbau agar pemerintah membersihkan demokrasi dari intervensi korporasi “Clean Up Democracy For Earth”.
“Tentunya kami berharap, para generasi muda hari ini berkontribusi besar dengan aksi nyata, apakah terjun langsung ke lapangan, maupun terus menyuarakannya (kampanye) melalui ruang-ruang di media sosial yang rata-rata aktif menggunakannya,” ujarnya.
Ade menambahkan, kejahatan oligarki yang turut merusak iklim di Indonesia, melalui skema ekspansi korporasi dalam negeri maupun asing yang berkolaborasi dengan segelintir elit politik menguras Sumber Daya Alam Indonesia oleh keserakahan manusia dan masih gelapnya peran negara dalam membongkar praktik jahat di sektor (lingkungan) ini.
Kevin Adrian Islan, Ketua Pelaksana Acara menyebut, pelatihan serta dan dialog publik melibatkan 150 orang dari kalangan mahasiswa/i dengan menghadirkan trariner serta pembicara aktivis, akademisi serta tokoh politik nasional yang berdedikasi terhadap lingkungan. Kegiatan yang yang digelar secara online dan offline tersebut, juga dihadiri aktivis lingkungan Australia yang aktif sebagai General Secretary di Asia Pacific Greens Federation (APGF).
“Untuk diketahui bersama bahwa Ecological Citizenship merupakan pemahaman kesetaraan makhluk hidup, antara manusia, hewan, tumbuhan, dan lingkungan yang mempunyai hak sama untuk terus tumbuh dan berkembang sebagai penduduk atau warga di planet bumi,” imbuhnya.
Pada kesempatan (dialog publik) ini, Budiman Sudjatmiko, tokoh politik nasional tersebut memaparkan pentingnya melatih keterampilan pemuda untuk membangun organisasi lingkungan yang progresif di era 5.0 (berbasiskan sains dan teknologi).