Pati, Gatra.com – “Dan kami turunkan dari Alquran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Alquran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian,” begitulah kutipan arti Surat Al-Isra’ Ayat 82 yang memantapkan Aipda Hartono untuk mengobati warga dengan metode rukiah.
Menjadi seorang Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) Polres Pati, Jawa Tengah, tidak membuatnya jemawa. Bahkan warga mengenalnya sebagai sosok yang murah senyum dan memasyarakat di wilayah binaannya.
Namanya juga dikenal luas sebagai ahli rukiah, mubaligh, dan dermawan. Tidak hanya di kabupaten berjuluk Bumi Mina Tani, tetapi juga daerah lain di Jawa Tengah. Ia adalah Aipda Hartono seorang anggota Polres Pati, yang kesehariannya bertugas sebagai Bhabinkamtibmas Desa Tambakromo dan Sitirejo, Kecamatan Tambakromo.
Selepas tarawih, ia nampak tergesa untuk memenuhi panggilan salah seorang warga Desa/Kecamatan Gabus. Dengan keikhlasan dan didasari atas keridaan dan takdir yang telah digariskan Allah SWT, ia telusuri jalan umat yang membutuhkan.
Pada bulan suci Ramadan, ia memang biasa menyambangi warga yang membutuhkan pengobatan dengan metode rukyah. Mengingat, Rumah Rukiah di mana ia biasa merukiah secara massal ditiadakan sementara di masa pagebluk. Ia pun tak segan membantu warga luar kabupaten seperti Rembang, Kudus, Jepara, Blora, dan sekitarnya.
Sesampainya di lokasi yang dituju, basa-basi singkat mengawali pembicaraan pada Jumat (22/4) malam itu. Setelah merangkum maksud yang dikandung dalam obrolan dengan tuan rumah. Aipda Hartono segera mensucikan diri dengan air wudu.
Botol air mineral yang telah disiapkan sebelumnya, segera direngkuh dan dibisiki dengan bacaan selawan dan ayat-ayat suci Alquran. Ia terlihat cakap memfasihkan lafal-lafal berbahasa Arab, niatan rukiah.
Kurang lebih 30 menit waktu berlalu, selanjutnya ia tuntun si empunya hajat untuk membaca kalimat syahadat sebanyak tiga kali dan berakhir dengan meminum air mineral sebagai obat untuk menggerus penyakit yang diidap.
“Rukiah massal selama pandemi Covid-19 kita tiadakan. Jadi hanya menerima rukiah individu. Rukiah ini adalah metode pengobatan dari Alquran, jadi ayat-ayat suci yang kita bacakan. Selain untuk mengatasi penyakit psikologi juga jasmani, malahan penyakit medis yang paling banyak,” kata Aipda Hartono kepada Gatra.com.
Tidak hanya menguasai pengobatan dengan cara rukiah, Aipda Hartono yang mengaku mempelajari metode ini saat nyantri di Jombang, Jawa Timur pada tahun 2017, bahkan mampu mentreatment orang yang mengalami kecanduan.
“Di sana saya juga belajar tokok, yang berfungsi untuk menetralkan orang yang kecanduan narkoba, alkohol, dan kecanduan yang mudarat lainnya. Insyaallah atas izin Allah SWT bisa kita tangani,” jelasnya.
Sebelum belajar pengobatan di Jombang, Aipda Hartono sebelumnya sudah memiliki bekal dan menangani sihir dan penyakit medis. Keahlian itu ia dapat dari sang ayah, yang tak lain adalah seorang Kiai.
“Rukiah ini sebagai obat seperti dawuhnya (kata) gusti Allah SWT, sebagai obat serta sebagai bentuk bimbingan kepada orang-orang yang yakin. Bukan hanya untuk kesurupan, aslinya rukiah itu untuk pengobatan medis,” terangnya.
***
Aipda Hartono juga aktif dalam berdakwah agama Islam, melalui Majelis Dzikir Sholawat (MDS) Asy Syair di Kabupaten Pati khususnya. Jadwal tausiah di bulan suci pun telah menjejali waktunya yang padat sebagai abdi negara. Meski begitu ia meyakini, setiap menit untuk umat juga sangat berarti.
“Kita banyak didatangkan orang punya hajat, seperti nikahan, sunatan, puputan, dan acara lainnya. MDS Asy Syair cukup lengkap, ada yang korik, selawat, tahlil, pembawa acara, dan saya biasanya yang memberikan tausiah,” bebernya.
Setiap sebulan dua kali yakni hari Kamis, ia rutin memberikan ceramah pengajian kepada ustadzah di salah satu Tempat Perguruan Alquran (TPQ) di wilayah yang diayominya.
“Kita ada rutinannya setiap selapan hari, ada kegiatan rutin untuk selawatannya. Setiap hari kamis, dua kali setiap bulan saya juga diamanahi untuk memberikan tausiah di TPQ,” tutur polisi berpangkat ajun inspektur polisi dua itu.
***
Oleh masyarakat, Aipda Hartono juga disebut sebagai seorang dermawan. Di mana melalui wadah Relawan Pencari Berkah (RPB), ia dan orang-orang dalam komunitas sering berbagi sedekah.
“Kebetulan di RPB, saya ketua dan yang mendirikan. Kita bergerak dalam kegiatan sosial. Yakni setiap sebulan sekali memberikan bantuan berupa barang dan uang kepada warga yang membutuhkan. Sasaran kita adalah lansia, orang sakit menahun, fakir miskin, dan yatim piatu,” terangnya.
Dalam memberikan bantuan sosial, komunitas ini memberikan santunan yang cukup besar, dengan jumlah minimal Rp2,5 juta. “Minimal segitu, kadang sampai Rp4 juta. Selain tunai kita juga berikan berupa sembako. Kita keliling ke seluruh Kabupaten Pati,” jelasnya.
Dalam komunitas yang sama, ia juga memiliki program Semak akronim dari sedekah makanan yang ditujukan kepada santri-santri yang sedang mendulang ilmu agama di pondok pesantren (Ponpes), maupun yatim piatu di panti asuhan.
“Kita bagi makanan kepada pesantren, misalnya kemarin di Ponpes An Nur Talun yang memiliki 80 santri, kemudian di An Nur dengan 125 santrinya,” ungkapnya.
Tidak hanya memberikan bantuan berupa uang tunai dan makanan, komunitas yang diampunya juga tercatat acap kali memberikan sumbangan berupa barang, misalnya bahan bangunan untuk pembangunan masjid maupun pesantren. “Terbaru kita berikan bantuan sebanyak 90-an Alquran untuk pesantren di Talun,” sambungnya.
Dibeberkannya, bansos tersebut merupakan hasil iuran dari anggota Relawan Pencari Berkah. Yakni dengan mengumpulkan Rp50.000 dari setiap anggota setiap bulannya untuk kemudian dikelola.
“Kita mengajak masyarakat untuk gemar bersedekah, karena ini berfungsi selama kita hidup di dunia dan juga akhirat kelak. Semoga saya dan teman-teman bisa terus beristiqomah membantu sesama,” ujarnya.
Khusus di bulan Ramadan ini, ia juga rutin menggelar baksos lainnya. Seperti berbagi takjil di sejumlah titik jalan raya di Bumi Mina Tani.
Atas bentuk keikhlasannya membantu masyarakat dengan segudang cara, dan kemampuannya meredam konflik, serta menjaga ketertiban masyarakat. Wajar, jika pada Senin (9/8/2021) silam, Aipda Hartono dianugerahi juara tiga lomba Bhabinkamtibmas tingkat Polres Pati, yang diserahkan langsung oleh Kapolres Pati AKBP Christian Tobing.