Jakarta, Gatra.com – Presiden Direktur Linde Indonesia dan Cluster Head untuk Indonesia, Filipina dan Vietnam, Vinayak Kembhavi, mengatakan, pihaknya menginvestasikan lebih dari US$15 juta untuk membangun pabrik oksigen baru dan mengembangkan infrastruktur di lokasi produksi yang ada.
Vinayak dalam siaran pers yang diterima pada Jumat (22/4), menyampaikan keterangan tersebut dalam acara penandatanganan kontrak dengan PT Smelting (PTS) untuk memasok oksigen tambahan guna mendukung perluasan operasi smelter tembaga dari PTS di Gresik, Jawa Timur (Jatim).
Menurut dia, pabrik oksigen yang akan dibangun itu menggunakan teknologi Vacuum Pressure Swing Adsorption (VPSA) yang telah dikembangkan Linde. Pabrik VPSA merupakan pabrik produksi non-kriogenik yang dikemas, menghasilkan oksigen dengan menggunakan proses adsorpsi. Pabrik baru ini diharapkan akan selesai dan dapat beroperasi pada Oktober 2023.
Penerapan teknologi VPSA terkemuka dari Linde dirancang untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi energi yang dibutuhkan untuk menghasilkan oksigen sekitar 20%. Pabrik baru ini juga akan diintegrasikan ke dalam Remote Operating Center (ROC) Linde.
Melalui akses jaringan jarak jauh, karyawan di ROC dapat memantau, mengoperasikan serta mengendalikan sistem dan peralatan di lebih dari 100 pabrik Linde yang tersebar di kawasan ASEAN dan Pasifik Selatan.
Menurutnya, pendekatan ini akan menghasilkan efisiensi operasional yang lebih tinggi, optimalisasi sumber daya, dan waktu henti yang lebih singkat. Dengan mengoptimalkan fasilitas yang telah ada, Linde juga dapat mendirikan pabrik VPSA baru, gedung administrasi, dan workshop tanpa membutuhkan lahan tambahan.
Line yang merupakan salah satu perusahaan gas dan rekayasa industri terkemuka tersebut, saat ini mengoperasikan pembangkit oksigen dan listrik terpadu yang berlokasi di Gresik, memasok lebih dari 1.000 ton oksigen per hari dan sekitar 35 MW daya listrik untuk PTS. Sebagai bagian dari kontrak baru ini, Linde akan meningkatkan kapasitas produksi hingga mendekati 50%.
PT Smelting akan meningkatkan produksi atas produk utamanya, yaitu katoda tembaga, menjadi sekitar 350.000 ton per tahun. Gas oksigen yang dihasilkan Linde digunakan dalam proses peleburan konsentrat tembaga, salah satu langkah awal dalam rangkaian proses produksi yang dijalankan PTS.
Katoda tembaga yang dihasilkan akan digunakan sebagai bahan baku pada banyak industri, termasuk dalam industri manufaktur kawat, kabel, dan tubing.
“Kontrak baru berjangka panjang ini menunjukkan kepercayaan yang terjalin antara Linde Indonesia dan PT Smelting, yang dikembangkan selama berjalannya kemitraan kami selama hampir 25 tahun. Linde dengan bangga terus mengembangkan hubungan baik ini lebih jauh,” kata Vinayak.