Brebes, Gatra.com - Masyarakat dipastikan boleh mudik ke kampung halaman pada Lebaran tahun ini. Penjual telur asin di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah pun mulai meningkatkan produksi karena optimis penjualan melonjak setelah dua tahun lesu karena pandemi.
Pemilik toko Telur Asin HTM Jaya di Jalan Diponegoro, Dinah (55) mengaku sudah mulai menambah stok telur asin yang dijualnya untuk menyambut arus mudik dan balik Lebaran.
"Rencana mau stok 50 ribu butir, ini yang sudah ada baru 40 ribu," kata Dinah saat ditemui di tokonya, Jumat (22/4).
Pada arus mudik Lebaran tahun ini, Dinah optimis penjualan akan meningkat sehingga berani menyiapkan stok telur asin lebih banyak dari biasanya. Salah satu alasannya karena tahun ini pemerintah tidak melarang mudik seperti pada 2020 dan 2021.
"Tahun ini berani karena kondisinya sudah kelihatan mendukung. Orang biasa sudah banyak yang keluar kota, bawa oleh-oleh. Mungkin karena tahun ini mudik diizinkan," tuturnya.
Menurut Dinah, pada dua tahun terakhir terutama saat arus mudik, penjualan telur asin benar-benar lesu karena pandemi dan adanya kebijakan pembatasan. Padahal, masa arus mudik biasanya menjadi saat yang ditunggu-tunggu karena penjualan meningkat drastis.
Akibat lesunya penjualan selama pandemi, ditambah keberadaan jalan tol, Dinah menyebut banyak pelaku usaha telur asin yang akhirnya gulung tikar.
"Lebaran dua tahun terakhir nggak berani stok banyak. Sehari terjual 500 butir saja sudah untung. Padahal biasanya kalau arus mudik bisa sampai 100 ribu butir. Kalau tahun ini katanya nanti di tol diberlakukan ganjil genap, jadi nanti ada yang lewat pantura. Makanya saya berani nyetok banyak. Tahun-tahun kemarin kan malah harus masuk tol, yang keluar paling pelanggan saja," tuturnya.
Dinah yang tokonya sudah ada sejak 1994 memperkirakan penjualan saat arus mudik mulai meningkat pada H-7 Lebaran. Penjualan juga diperkirakan akan lebih meningkat saat arus balik berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya.
"Saya berani spekulasi meningkat tiga kali lipat dari biasanya, sehingga semangat nyetok. Mudahan-mudahan seterusnya tidak ada lagi Covid-19," ujarnya.
Menurut Dinah, sebelum Ramadan, penjualan sudah mulai meningkat. Dalam sehari dia bisa menjual hingga 500 butir dari biasanya 200-300 butir.
"Biasanya kalau mau puasa sepi, jadi saya nyetok biasa saja. Tapi ternyata malah ramai, sehingga stoknya kadang kosong," katanya.
Dinah juga mengungkapkan, harga telur asin yang dijual mengalami kenaikan. Telur asin rebus dijual Rp5.000 per butir dari biasanya Rp4.500 per butir. Sedangkan telur asin asap harganya naik dari Rp5.000 menjadi Rp6.000 per butir.
"Harga naik karena harga bahan bakunya juga naik semua. Telur naik dari Rp2.200 jadi Rp2.700. Garam biasanya Rp8.000 sekarang Rp10.000. Harga dus packing juga naik. Jadi harga mengikuti," jelasnya.
Bahan baku telur asin yang diproduksi Dinah dipasok dari peternak itik di Kabupaten Brebes dan Pemalang. "Bahan baku telur ngambilnya dari lokalan karena kualitasnya bagus," ujar dia.