Karanganyar, Gatra.com- Ibu Kita Kartini menginspirasi perempuan berperan di berbagai bidang. Termasuk di ranah politik dan pemerintahan.
Anggota Komisi D DPRD Karanganyar sekaligus pengurus DPC PDIP Karanganyar, Endang Muryani mengakui tanpa Kartini, perempuan Indonesia tak akan memiliki banyak pilihan hidup. Pendidikan yang diperjuangkan Kartini, terbukti membawa perubahan besar bagi kaumnya. Tak hanya itu. Kartini melahirkan semangat di tiap pribadi perempuan yang diteruskan dari generasi ke generasi.
"Kartini meski sudah tiada. Namun semangatnya terus berkobar dari generasi ke generasi. Tentang kegigihan, maju, berprestasi dan kemandirian," urainya kepada Gatra.com, Kamis (21/4).
Ia menyadari tak semua perempuan yang memiliki sikap tersebut, mampu mengaktualisasi dirinya di bidang profesi. Mereka masih dibatasi budaya bahwa tempat perempuan untuk melayani anak, suami dan mengurus rumah tangga.
Berada di kursi legislatif dan pernah menjabat ketua DPC PDIP merupakan kesempatan bagi Endang untuk mengajak kaum perempuan cerdas dan mandiri. Dua hal yang ia petik dari seorang Kartini itu membawa dirinya menerjang berbagai persoalan hidup yang kerap menghantam perempuan.
"Perempuan harus mandiri dan cerdas. Jangan menyerah oleh keadaan. Dengan kecerdasan pasti mampu menghadapi keadaan. Saya pernah berada di situasi terpuruk. Saya tak boleh menyerah karena merasa saya masih dibutuhkan," ujar ibu dari dua anak ini.
Kesempatan berada di kursi legislatif dipenuhi secara konstitusional. Ini merupakan lompatan besar bagi kaumnya untuk menyamakan derajat dengan kaum pria di bidang tersebut. Tentunya, kontribusi perempuan harus dibuktikan nyata.
"Porsi perempuan di caleg minimal sebesar 30 persen adalah bukti bahwa konstitusi memberikan ruang bagi kami. SDM nya juga enggak boleh asal-asalan. Punya kapasitas, komitmen dan integritas," katanya.
Ia meyakini sosok-sosok Kartini telah lahir di masa sekarang. Emansipasi mereka dalam pembangunan bangsa patut diperhitungkan. Namun jangan menganggap enteng peran kartini di dalam keluarga.
"Menjadi seorang ibu tidaklah mudah. Ibunda saya merupakan sosok paling tangguh. Membesarkan enam orang anak. Berjuang agar semuanya bisa mengenyam pendidikan layak. Rela jualan sayur, buah sampai ke luar kota bantu bapak. Alhamdulilah kegigihannya berbuah manis," kata adik kandung dari Anggota DPR RI Paryono ini.
Di era global seperti sekarang, Kartini milenial bermunculan. Ia mengingatkan para pendidik, orangtua dan masyarakat ikut membimbing mereka dalam berperilaku. Adat ketimuran dan akhlak tetap penting diamalkan. "Perempuan cerdas dan mandiri itu penting. Sikap perilaku juga harus dijaga. Anak-anak kita pun harus dikontrol," kata wanita kelahiran 4 November 1978 ini.