Purworejo, Gatra.com- Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, memiliki banyak masjid bersejarah yang usianya pun sudah tua. Salah satu masjid tertua adalah Masjid Tiban Jenar Kidul di Desa Jenar Kidul, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Purworejo.
Hingga kini, masjid yang menjadi saksi syiar Agama Islam, Sunan Kalijaga, salah satu Wali Sanga itu masih dipertahankan bangunan aslinya. Masyarakat percaya bahwa tempat ibadah itu dibangun hanya dalam satu malam. Karena itulah disebut masjid tiban yang artinya mendadak atau tiba-tiba jadi.
Meskipun tempat ibadah umat Islam, namun sangat kental dengan nuansa Hindu. Karena masjid tiban ini dibangun pada masa peralihan era Agama Hindu ke masa masuknya Agama Islam di wilayah Kabupaten Purworejo tempo dulu.
Dibangun 1400 Masehi, berbarengan dengan dibangunnya Madjid Demak. Soko guru penyangga utama Masjid berjumlah empat buah, dibuat dari balok-balok atau tatal (Bahasa Jawa) kayu jati yang diikat atau ditautkan dengan besi.
Belum.pernah dipugar secara keseluruhan fisik, hanya diganti gentingnya 13 tahun silam. Di dalam kompleks masjid juga masih mengalir sumber mata air yang disebut sumur tiban. Air dari sumur ini juga dipercaya oleh masyarakat sekitar mampu mengobati beberapa penyakit. Sumur ini disebut Sumur Asy-Syifa yang berarti obat.
"Diberi nama Masjid Tiban menurut riwayat dari mulut ke mulut bahwa Sunan Kalijaga waktu itu namanya Kiai Udan Baring, membangun ini (masjid) semalam katanya jadi. Sehingga tinggal tiang ini pada waktu itu dengan kekuatan apa kami tidak tahu akhirnya pagi hari masjidnya sudah berdiri dan tiang tiang ini seperti di Masjid Demak," jelas Sudarno, Ketua Takmir Masjid dan Imam Masjid Tiban Jenar Kidul, Rabu (20/4/2022).
Kalau sumur yang ada, lanjut Sudarno, sumur di sebelah utara adalah sumur tiban. Sedangkan kolah (kolam) yang ada juga tiban.
"Sekarang ini orang-orang mengatakan kolah itu punya riwayat sehingga disebut dengan kolah Asy-Syifa. Karena menurut keyakinan masyaeakat, airnya bisa untuk menjadi obat bagi mereka yang meyakini. Banyak yang sudah terjadi (sembuh). Dari dulu hingga sekarang masih ada yang datang untuk mengambil air dan dijadikan obat," tambahnya.
Dalah satu jemaah Masjid Tiban Jenar Kidul, Heri Susilo mengaku senang beribadah di masjid peninggalan Sunan Kalijogo ini. "Kalau menurut cerita orang-orang, dulu masjid ini peninggalan Raden Patah dari Kerajaan Demak. Peninggalannya yang masih kayu, kayu ini asli dari dulu. Harapannya semoga masjid ini berkembang lebih bagus lagi bisa banyak jamaahnya," harap Heri.
Pada setiap Bulan Ramadan, takmir masjid melaksanakan pengajian rutin sekali dalam seekan. Salat berjamah, tadarus Al Quran hingga buka puasa bersama diadakan tiap.hari untuk memuliakan masjid. Jamaah yang datang pun penuh tiap harinya sekitar 400 orang, hingga ke luar selasar masjid.