Washington, D.C, Gatra.com - Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Antony Blinken mendesak para pemimpin Israel dan Palestina untuk segera "mengakhiri siklus kekerasan" setelah meningkatnya ketegangan antara kedua belah pihak dalam beberapa hari terakhir.
AFP Rabu, (20/4) melaporkan bahwa dalam panggilan telepon secara terpisah dengan presiden Palestina Mahmud Abbas dan Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid, Blinken menekankan pentingnya orang Israel dan Palestina bekerja untuk mengakhiri siklus kekerasan di Israel, Tepi Barat, dan Gaza.
“Baik Palestina maupun Israel diminta menahan diri dari tindakan yang meningkatkan ketegangan,” kata pihak Departemen Luar Negeri AS.
Blinken juga mendesak kedua belah pihak untuk menahan diri dari tindakan yang meningkatkan ketegangan termasuk di kompleks masjid Al-Aqsa, situs tersuci ketiga Islam, dan dikenal oleh orang Yahudi sebagai Temple Mount - tempat paling suci Yudaisme - di Kota Tua Yerusalem yang dicaplok Israel.
Dalam panggilan teleponnya dengan Lapid, Blinken menegaskan kembali komitmen teguh pemerintah AS terhadap keamanan Israel dan mengutuk serangan roket baru-baru ini dari Gaza.
Dalam pembicaraannya dengan Abbas, Blinken menegaskan komitmen AS untuk meningkatkan kualitas hidup warga Palestina. Namun dengan kedua pemimpin tersebut, Blinken mendesak adanya solusi dua negara.
Departemen Luar Negeri mengumumkan Selasa malam bahwa Yael Lempert, asisten sekretaris untuk urusan timur dekat, akan melakukan perjalanan ke Yordania, Israel, Tepi Barat dan Mesir untuk pembicaraan yang bertujuan "mengurangi ketegangan" di wilayah tersebut.
Perjalanannya akan berlangsung pada hari Selasa hingga 26 April.
Israel melakukan serangan udara pertamanya di Jalur Gaza pada hari Selasa. Tindakan itu sebagai tanggapan atas roket yang ditembakkan dari daerah kantong Palestina setelah kekerasan akhir pekan di sekitar situs suci Yerusalem.
Serangan itu terjadi setelah berminggu-minggu meningkatnya kekerasan, dengan total 23 warga Palestina dan Arab-Israel tewas, termasuk seorang penyerang yang menargetkan warga Israel dalam empat serangan mematikan beberapa hari terakhir.
Kekerasan beberapa hari ini berlangsung, bertepatan dengan perayaan Paskah Yahudi serta bulan suci Ramadan dan itu telah memicu kekhawatiran terulangnya peristiwa tahun lalu, ketika keadaan serupa terjadi, hingga memicu perang 11 hari yang meratakan sebagian wilayah Gaza.